Gara-gara HTI Pertamina Rugi Rp11 Triliun, Cek Faktanya

Hoax gara-gara HTI Pertamina rugi Rp11 Triliun
Sumber :
  • cekfakta.com

VIVA – Akun facebook Rudy Effendi memposting status (01/09/2020) dengan narasi:

Awas Hoaks, Ayu Dewi Tegaskan Gak Pernah Jadi MC Peluncuran Jet Pribadi Sandra Dewi dan Harvey Moeis

“gara2 hti pertamina rugi 11T ????”

Hasil Cek Fakta

Nikita Mirzani Ngaku Dapet Kekerasan dari Rizky Irmansyah, Lita Gading: Lapor Jangan Koar-koar

Berdasarkan hasil penelusuran, dilansir cekfakta.com, klaim Pertamina rugi 11T gara-gara HTI adalah salah. Pertamina mengalami kerugian karena pendapatan usaha berkurang dari USD25,55 miliar menjadi USD20,48 miliar. Hal tersebut disebabkan penjualan minyak dalam negeri seperti minyak mentah, gas bumi, energi panas bumi dan produksi minyak tercatat turun 20,91 persen menjadi USD16.56 miliar. 

PT Pertamina (Persero) tercatat mengalami kerugian USD761,23 juta atau setara dengan Rp11,1 triliun (kurs USD14.666) pada semester I/2020. Dibandingkan sebelumnya, perseroan mencatat laba tahunan berjalan sebesar USD764,68 atau setara Rp10,94 triliun.

Amanda Manopo Murka! Gosip Hoaks Tersebar Luas, Keluarga Sampai Tahu

VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usaman, menjelaskan sepanjang paruh pertama tahun ini, Pertamina menghadapi tiga tantangan utama. Pertama yaitu, penurunan konsumsi BBM dalam negeri, adanya penurunan harga minyak mentah dunia, dan pergerakan nilai tukar dolar AS yang berdampak pada rupiah sehingga terjadinya selisih kurs yang cukup signifikan.

“Pandemi Covid-19, dampaknya sangat signifikan bagi Pertamina. Dengan penurunan demand, depresiasi rupiah, dan juga crude price yang berfluktuasi yang sangat tajam membuat kinerja keuangan kita sangat terdampak,” tuturnya, dalam keterangan tertulis, Senin (24/8/2020), dilansir dari kompas.com.

Selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) jumlah konsumsi BBM di beberapa kota di Indonesia menurun hingga 50-60 persen. Hal ini berdampak pada penurunan permintaan pada konsumsi BBM secara nasional yang sampai Juni 2020 hanya sekitar 117.000 kilo liter (KL per hari atau turun 13 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019 yang tercatat 135.000 KL per hari.

Kemudian melemahnya harga minyak mentah dunia Dated Brent yang menjadi acuan harga minyak perseroan pada 2020 sempat berada di posisi terendah hingga US$19 per barel, turun signifikan dibandingkan awal tahun yang masih di posisi sekitar US$64 per barel. Begitu pula nilai tukar rupiah, telah terjadi pelemahan dengan titik terendahnya yang terjadi pada maret 2020. Keadaan ini memberikan tekananan finansial karena pendapatan Pertamina sebagian besar dalam Rupiah (IDR), sementara pembelian Crude dalam Dolar AS (USD).

Dengan demikian, klaim Pertamina rugi 11T gara-gara HTI termasuk dalam konten satire/parodi dalam artian tidak ada niat merugikan namun berpotensi untuk mengelabui.

Kesimpulan

Hasil Periksa Fakta Konaah (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta).

Bukan gara-gara HTI, melainkan kerugian Pertamina disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama yaitu, penurunan konsumsi BBM dalam negeri, adanya penurunan harga minyak mentah dunia, dan pergerakan nilai tukar dolar AS yang berdampak pada rupiah sehingga terjadinya selisih kurs yang cukup signifikan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya