Vaksin Mengandung Racun Berbahaya, Cek Faktanya

Vaksin COVID-19 (Foto ilustrasi).
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Akun Twitter @ibeen16 mengunggah video tentang seorang dokter dengan nama dr Peter McCullough yang mempermasalahkan soal vaksinasi ke warga. Dalam video tersebut juga dokter Peter mengatakan ada racun di mana kalimat racun tersebut mengarah ke vaksin.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Dikutip VIVA dari situs Turnbackhoax.id, Selasa 27 Juli 2021, berikut narasi yang disebar oleh akun Twitter tersebut:

Wah wah wah mantap nih tagar

Keluarga Tegaskan Lettu Agam Tak Pernah Lakukan Kekerasan Fisik ke Istrinya

#PresidenTerburukDalamSejarah

*video bersumber dari TikTok berdurasi 1 menit 4 detik wajib simak ampe habis jangan mudah percaya klw tdak percaya. aplgi cmn katanya katanya. tetaplh dg kta hatimu dan fakta2. di sini paham!

Begini Penampakan Mengerikan Belut Besar yang Ditemukan Hidup di dalam Perut Seorang Pria

Tujuan pandemi ini sejak awal adalah vaksinasi
jadi semuanya mengarah pada vaksinasi mereka telah melakukan vaksin paksa pada negara-negara di Asia Tenggara dan di negara-negara eropa juga telah diwajibkan maksudku ada pihak yang membayar Pemerintah agar menyuntikan racun ini kepada masyarakat saking hausnya para pemangku kepentingan agar masyarakat divaksin itu sebabnya vaksin ini digratiskan bagi masyarakat ada orang-orang dibalik layar yang ingin agar semua orang disuntik kenapa Seperti itu?
kenapa mereka ingin racun ini masuk ke darah kita ? jadi tekanan yang dirasakan oleh Masyarakat saat ini yaitu mereka akan dipecat jika tidak divaksin tapi masyarakat tahu bahwa vaksin ini bisa membunuh mereka kalau tidak ada efek samping ya pasti masuk akal untuk menerimanya 


Penjelasan

Beredar postingan di Twitter berupa video oleh akun @Ibeen16, video yang diunggahnya terlihat seorang bernama ” Dr. Peter McCullough” yang dalam video tersebut diketahui McCullough mempermasalahkan vaksinasi yang dilakukan pemerintah.

McCullough menganggap bahwa program vaksinasi dirancang untuk keuntungan pihak tertentu, mereka bekerja sama dengan pemerintah dan memaksakan rakyat untuk divaksin. Sesuai dengan terjemahan dalam video tersebut, McCullough mengatakan “racun”sebanyak 2 kali, yang mana kata “racun” mengarah pada vaksin.

Selain itu, deskripsi dalam video juga berusaha menggiring penonton untuk percaya ungkapan McCullough. Video tersebut beredar di tengah program vaksinasi yang sedang gencar dilakukan pemerintah untuk menghentikan pandemi. Postingan @Ibeen16 disertai dengan tagar #PresidenTerburukDalamSejarah, yang beberapa hari lalu sempat menjadi trending topik.

Untuk mengetahui konteks pembicaraan dari potongan video tersebut, dilakukan pencarian melalui Google, dan ditemukan full video beserta transkripnya di sini (https://archive.vn/aSZIp).

Dalam video berdurasi 1 jam 45 menit tersebut, memperlihatkan Dr. Peter McCullough diinterview oleh John Leake. Pernyataan McCullough sebenarnya tidak berkata “racun” secara langsung sebagaimana terjemahan dalam video @Ibeen16. Namun McCullough jelas mengklaim bahwa vaksin berbahaya dan dapat menyebabkan pembekuan darah, stroke, dan kematian mendadak. Ia juga mengklaim kematian dan penuhnya rumah sakit disebabkan karena vaksinasi.

Meski begitu pernyataan McCullough adalah HOAX.

Dr. Peter McCullough mengaku sebagai dokter ahli penyakit jantung dan penyakit dalam dari Texas, Amerika Serikat, ia juga Profesor di Fakultas Kedokteran A&M College of Medicine, The Baylor Dallas, Texas.

Meski mengaku seorang dokter, ia memiliki riwayat menyebarkan informasi bohong mengenai pandemi dan vaksin Covid-19, khususnya vaksinasi yang dilakukan di Amerika Serikat. Adapun klaimnya di antaranya adalah orang-orang di bawah 50 tahun tidak perlu divaksin, orang yang sembuh dari Covid-19 tidak perlu divaksin, vaksin Pfizer dan Moderna menggunakan program aplikasi komputer, serta vaksin berbahaya karena menyebabkan kematian.

Semua klaimnya adalah hoax. Apabila vaksin memang berbahaya, maka akan terjadi kematian massal di Amerika Serikat. Dilansir dari Our World in Data, sebanyak 50% warganya sudah divaksin 2 dosis, hampir mendekati target yang dicanangkan yakni 70%. Dilansir dari The New York Times, Amerika Serikat mengalami tren penurunan jumlah kematian akibat Covid-19 dari bulan April hingga Juli 2021.

Kota New York yang sempat menjadi episentrum virus Corona di Amerika Serikat mulai melonggarkan aturan pembatasan jarak sosial, hal itu dikarenakan terjadi penurunan kasus positif dan banyaknya warga yang sudah divaksin. Bersumber dari kumparan, justru 99% kasus kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat adalah orang yang belum divaksin.

Adapun jenis vaksin yang banyak digunakan di Indonesia yakni AstraZeneca dan Sinovac terbukti aman digunakan, karena sudah melalui uji klinis. Dilansir dari situs resmi Kementrian Kesehatan, vaksin Sinovac telah memenuhi standar WHO untuk keamanan, efikasi, dan pembuatan. Selain itu, WHO dan BPOM juga telah memasukkan Sinovac ke Daftar Penggunaan Darurat (EUL) bersama vaksin AstraZeneca, Pfizer, Moderna dan Sinopharm.

Menurut Dirga Sakti Rambe, Dokter Spesialis Penyakit Dalam yang berfokus di bidang vaksinologi, penggunaan vaksin memang memiliki efek samping, namun kebermanfaatannya lebih banyak dan minim resiko. Adapun klaim bahwa orang yang mendapat vaksin AstraZeneca mengalami pembekuan darah hanyalah beberapa saja yakni 10 dari 1 juta orang.

Kesimpulan

Berdasarkan data yang terkumpul, klaim bahwa vaksin mengandung racun berbahaya adalah HOAX dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya