Air Kelapa Muda dan Jeruk Nipis-Madu Bisa Obati COVID, Cek Faktanya

Kelapa Muda
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Belakangan masih beredar sebuah pesan berantai melalui WhatsApp yang menyatakan bahwa campuran air kelapa muda, jeruk nipis, garam, dan madu dapat mengobati COVID-19. Pesan tersebut juga menyatakan bahwa satu jam setelah meminum campuran tersebut, virus Corona akan hilang.

Penyanyi Hizrah yang Sempat Viral Kini Sukses Jadi Milyarder di Bisnis Herbal

Bunyi narasinya sebagai berikut:

Tolong bantu dikasih tahu ke saudara² kita yg kena covid 19..
Ini obat pemberian dari TUHAN yg mudah didapat yg sangat manjur
..

Penyanyi Bro Hizrah yang Sempat Viral Kini Sukses Jadi Milyarder di Bisnis Herbal

???? 1 biji air kelapa muda
???? 1 biji jeruk nipis diperas
????1/2 sendok teh garam
???? 2 sendok madu
Semuanya diaduk dan diminum airnya… dijamin 1 jam kemudian virusnya akan hilang….
Mudah mudahan semua dalam keadaan sehat walafiat..

Info dari teman yg kakaknya di kota Bau Bau Sulawesi Tenggara.. obat herbal ini sangat manjur…..
Bisa di infokan ke saudara,teman atau keluarga kita terima kasih…..

10 Makanan yang Menjadi Favorit Nabi Muhammad SAW

Indahnya Berbagi.”

Namun berdasarkan hasil penelusuran cek fakta dilansir dari laman web cekfakta.com yang mengutip berbagai sumber sahih dari media massa, belum ada hasil penelitian yang membuktikan bahwa campuran air kelapa muda, jeruk nipis, garam, dan madu dapat mengobati COVID-19. Menurut ahli, campuran tersebut bahkan bisa berpotensi meningkatkan asam lambung.

Narasi dengan topik serupa sudah pernah beredar pada Desember 2020 dan Juli 2021 yang lalu. Artikel dengan topik tersebut juga telah dimuat dalam situs turnbackhoax.id dengan judul artikel “[SALAH] Konsumsi Campuran Air Kelapa, Jeruk Nipis, Garam dan Madu Dapat Menyembuhkan Covid-19” yang diunggah pada 13 Desember 2020, serta artikel dengan judul “[SALAH] Racikan Air Kelapa Muda, Jeruk Nipis, Garam, dan Madu dapat Membunuh Virus Covid-19” yang diunggah pada 12 Juli 2021 lalu.

Dengan demikian, pesan berantai yang beredar melalui WhatsApp tersebut dapat dikategorikan sebagai konten yang menyesatkanatau misleading content.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya