Menanti Mobil 'Rp70 Jutaan' Beredar di Indonesia

Hyundai Santro.
Sumber :
  • auto.ndtv

VIVA – Jagat otomotif Tanah Air beberapa jam terakhir dibuat beringsang dengan kabar bersiapnya Hyundai menghadirkan produk terbaru. Bukan mobil syarat teknologi canggih, melainkan kendaraan berharga murah meriah Rp75 juta.

Publik tentu penasaran dengan rupa mobil tersebut. Apalagi kabar yang menggema menyebut, mobil itu bakal turut dijual di Indonesia.

Ikhwal kabar pertama kali datang dari India. Di mana, Hyundai India bakal membuat debut perdana mobil bernama Santro, 23 Oktober mendatang. Santro merupakan mobil berjenis city car, berkapasitas lima penumpang, mirip dengan beberapa Low Cost and Green Car (LCGC) yang dijual di Indonesia.

Di India, seperti dikutip Rushlane, Hyundai akan menjual Santro dengan harga 370 ribu rupee atau setara Rp75 jutaan. Harga tersebut cukup menarik perhatian. Walau desainnya tak terlalu futuristik namun sudah mewakili kedinamisan berkat banyaknya tarikan garis di sekujur bodi.

Santro dibekali mesin 1.100cc. Mesin itu dapat memproduksi tenaga hingga 69 daya kuda dan torsi 99 newton meter. Mesin lalu dikawinkan dengan pilihan transmisi manual atau otomatis AMT lima-percepatan.

Rencananya Hyundai Santro bakal punya versi bahan bakar CNG, yang dilengkapi tangki berkapasitas delapan kilogram. Untuk versi ini, tenaga yang dihasilkan lebih kecil 10 daya kuda dari model konvensional, kendati torsinya masih sama.

Hyundai sengaja menghadirkan Santro untuk merecoki sejumlah digdaya di kelas mobil murah, seperti Suzuki WagonR, Tata Tiago, Suzuki Celerio hingga Renault Kwid. Apabila masuk RI, Santro tentu bisa jadi kuda hitam bagi sejumlah model, seperti kembaran Agya-Ayla, Datsun GO hatchback, hingga Brio Satya.

Siap Mengaspal di RI

Ini Rahasia China Bisa Jual Mobil Murah Kualitas Wah

Usai India, Santro dijadwalkan masuk Nusantara. PT Hyundai Mobil Indonesia sudah memastikan. Tetapi harga jual disinyalir kuat bakal lebih tinggi dari banderol di India, bukan lagi Rp75 jutaan, mengingat statusnya sebagai mobil impor dari India.

Presiden Direktur PT Hyundai Mobil Indonesia Mukiat Sutikno kepada VIVA mengatakan, Hyundai memang berniat menjual produk baru berharga murah di Tanah Air. Mobil itu bakal dijual Rp100 jutaan.

Garansi Mobil Bekas Enggak Kalah dari yang Baru

"Kami akan ada produk mobil dengan harga sekitar Rp100 jutaan nantinya, dari Hyundai India," kata Mukiat.

Meski saat ini lebih memilih menawarkan produk mobil kelas menengah, PT HMI tak menutup mata soal peluang menjual mobil murah. Apalagi mobil dengan harga Rp100 jutaan punya banyak penggemar di Indonesia. "Kami belum dapat detailnya, ketika produk ini available, pasti kami akan pasarkan di Indonesia," katanya.

Hoki Banget! Pria Ini Beli Mobil Seharga Rp11 Ribu Saat Flash Sale

Sementara Deputy Marketing Director PT Hyundai Mobil Indonesia, Hendrik Wiradjaja, mengatakan, hingga kini pihaknya masih terus mempelajari Santro untuk dibawa ke Tanah Air. Walau spesifikasi sudah dikantongi, tetapi HMI masih perlu melakukan kalkulasi matang soal harga jual dan fitur-fitur yang diadopsi.

"Untuk menentukan harga mobil dari India masuk ke Indonesia tidak sesederhana itu. Banyak faktor yang mempengaruhi, seperti pajak, bea masuk barang impor, kemudian spesifikasi atau fiturnya seperti apa, masih belum tahu apakah sama seperti India jika masuk Indonesia," kata Hendrik kepada VIVA.

Maka, kata dia, kurang masuk akal apabila Santro dijual di Indonesia punya harga di bawah Rp100 juta. Idealnya Rp100 jutaan dan di bawah Rp160 juta. Harga yang mirip-mirip dengan banderol LCGC.

"Jadi harusnya di atas Rp100 juta harganya kalau masuk Indonesia dan kelasnya di bawah Hyundai Grand i10 yang dijual saat ini Rp160 juta."

Hyundai optimistis jika Santro diboyong masuk ke Indonesia. Hal ini berbeda saat mereka menjual Atoz, city car Hyundai murah sebelumnya. "Beda ya, saat kami jual Atoz peraturan LCGC belum ada di Indonesia. Sekarang sudah ada, dan itu cukup menarik, kami masih lihat ke arah sana," katanya lagi.

Murah Bukan Jaminan

Hadirnya Santro dalam pertarungan kancah mobil di dalam negeri tentu membuat persaingan mobil murah makin panas. Seperti diketahui, segmen ini cukup sesak dengan dihadirkannya sejumlah produk dari beberapa jenama.

Sebut saja duet Toyota-Daihatsu dengan Agya-Ayla, Datsun dengan GO hatchback, Suzuki melalui Wagon R, Honda dengan Brio, serta Renault lewat Kwid. Walau di satu sisi, beberapa Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) mengaku siap menghadapi kedatangan Hyundai Santro. Seperti halnya yang disampaikan PT Astra Daihatsu Motor, selaku ATPM Daihatsu di Indonesia.

"Senang, kalau benar Hyundai bisa jual dengan harga tersebut (murah), customer bisa punya pilihan lagi," kata Direktur Pemasaran PT ADM, Amelia Tjandra kepada VIVA.

Kata Amel, sapaan akrabnya, walau terlihat sesak, namun pasar mobil murah di Indonesia masih sangat potensial alias terbuka lebar. Semua tergantung bagaimana jenama yang mengusungnya mengatur strategi agar produknya tetap langgeng bersaing di pasaran.

Semua juga dikembalikan lagi ke mekanisme pasar. Sebab konsumen punya perhitungan sendiri mengenai mobil yang akan dibeli.

"Harga murah belum menjamin bisa laku jika kualitas kurang. Jika kualitas cukup bagus pun masih belum cukup, produsen atau APM harus bisa buat customer tenang dan nyaman karena aftersales-nya terjamin dan memadai harganya," kata dia lagi.

Seperti diketahui sejak awal diluncurkan, program mobil murah yang memiliki kisaran harga Rp100 juta sampai Rp150 juta memang seakan sukses menyedot perhatian. Ini bisa dilihat dari penjualan yang menembus lebih dari 20 ribu unit tiap bulan.

Maka tak heran ada beberapa jenama yang kemudian mencoba mencari peruntungan di Tanah Air. Seperti yang dilakukan Hyundai.

Sebenarnya apa yang dilakukan Hyundai sudah dilakukan Renault lebih dahulu melalui mobil murahnya Kwid. Tetapi walau sudah menawarkan harga murah Rp117 jutaan, Kwid tetap tak dilirik konsumen di Tanah Air. Sekadar catatan, Kwid juga berstatus diimpor utuh dari India.

Kendati memakai merek Eropa, mobil ini lahir di India, kemudian dikirim utuh atau completely built up untuk meramaikan pasar otomotif Tanah Air.

Dan fakta menyatakan, penjualan Kwid kurang bersinar. Data penjualan wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyebut, sepanjang Januari hingga Juli tahun ini, Renault Kwid hanya terjual 48 unit.

Membaca Strategi

Walau memiliki gacoan baru yang digadang-gadang punya harga murah di India, Hyundai dianggap masih akan kesulitan untuk melakukan penetrasi secara besar di pasar otomotif Tanah Air.

Sebab hanya dengan membangun pabrik perakitan dan meningkatkan jumlah pabrik komponennya di Indonesia yang bisa membuat Hyundai mampu menjual mobil dengan harga murah meriah.

Apalagi belakangan pemerintah tengah mengetatkan impor, utamanya dari sektor otomotif. Demikian seperti yang disampaikan Pengamat Otomotif dari Institut Teknologi Bandung, Yannes Martinus kepada VIVA.

"Soal harga Rp75 juta, saya ragu. Karena di samping nilai US$ makin melambung, investasi besar Korea juga harus mencermati semakin digdayanya industri otomotif China yang tampaknya sangat serius dalam membangun industri otomotif di Indonesia," kata Yannes.

Dia menduga, Hyundai hanya akan menggunakan strategi mirip dengan Suzuki yang mengirimkan Maruti (Suzuki) India ke Indonesia. Strategi ini terbilang paling praktis, karena antara India dan negara-negara ASEAN sudah ada traktat kerja sama perdagangan. Sehingga bea masuknya menjadi sangat kecil.

"Soal pasar terbuka lebar, saya bisa katakan untuk lima tahun ke depan pasar ini akan semakin melebar, seiring makin meningkatnya kesadaran dan daya beli kaum milenial termuda."

Kata Yannes, terlepas dari harga murah, ada hal penting yang selalu diperhatikan konsumen di Tanah Air terhadap produk berupa kendaraan dengan harga terjangkau, yakni kebaruan. Sebab generasi milenial dianggap makin cerdas dalam memilih calon mobil barunya. Mereka kini juga semakin belajar bahwa merek bukan segalanya.

"Mereka akan mencari first thing first: Desain dan fitur yang keren. Kedua, adanya jaminan 3s (Sales-Spareparts-Service) berikut jaminan konkret dari dealernya."

"Lihat saja contohnya strategi China dengan good design and fitures, 3-S plus garansi 5 tahun service and parts, membuat tren penjualannya makin naik terus." (hd)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya