- Sony Pictures Classics
VIVA.co.id - Tak pernah terbayangkan dalam diri Iko Uwais, seni bela diri silat yang dia tekuni sejak 22 tahun lalu mengantarkannya menjadi seorang aktor terkenal. Lewat film Merantau yang dibintanginya di tahun 2009, nama Iko Uwais mencuri perhatian banyak penggemar film Tanah Air.
Kini, nama Iko pun disejajarkan dengan aktor lainnya yang tengah naik daun, seperti Reza Rahardian, Vino G Bastian dan Lukman Sardi sebagai aktor dengan bayaran termahal. Namun, Iko dengan rendah hatinya menampik kabar tersebut. Dia memilih fokus pada profesinya sebagai aktor.
Terlepas dari bayaran mahal, Iko ternyata tak hanya diminati penggemarnya di dalam negeri. Dia sudah menjadi perbincangan di luar negeri, khususnya di industri film Hollywood.
Apalagi film The Raid yang sukses di tahun 2012 menjadikan Iko sebagai aktor yang mendunia. Ya, ilmu silat yang dimiliki Iko dikagumi banyak orang, baik di dalam maupun luar negeri.
Juara Silat
Sebelum melambung menjadi aktor, Iko adalah seorang atlet silat. Pria kelahiran Jakarta 12 Februari 1983 ini mewarisi seni bela diri tradisional, silat Betawi.
Iko kecil saat itu di usia 10 tahun ia belajar seni bela diri tradisional Indonesia, pencak silat, di perguruan asuhan pamannya, Tiga Berantai, yang beraliran silat Betawi.
Di ajang Pencak Silat, Iko pernah mengukir prestasi sebagai Juara III, Kejuaraan Daerah Antar Perguruan DKI Jakarta tahun 2003 dan sebagai Penampilan Terbaik Kategori Dewasa Tunggal pada Festival Pencak Silat Cibubur 2005
Berkat silat itulah Iko sudah mewakili Indonesia bertarung dalam beberapa kompetisi di Rusia, Laos, Perancis dan Inggris.
Kemahiran Iko mengolah gerakan tangan dan kaki sehingga menjadi sebuah bela diri membuat sutradara asing terpikat. Dialah Gareth H. Evans, sutradara asal Wales yang diam-diam mengamati Iko dan akhirnya mengajaknya bermain dalam film laga.
Gareth mengontrak Iko selama lima tahun untuk bekerja sama di perusahaan produksinya (film). Iko pun menjadi bintang utama di film Merantau.
Iko Uwais beraksi dalam film "The Raid 2."
Spider-Man
Melalui film The Raid dan The Raid 2: Berandal, Iko Uwais menancapkan namanya di dunia perfilman internasional. Dua film Hollywood sudah pernah mengontraknya, yakni Man of Tai Chi dan Beyond Skyline yang akan segera tayang di tahun ini.
Nama Iko Uwais semakin jadi bahan perbincangan. Setelah diisukan akan mengisi salah satu peran di Star Wars VII: The Force Awaken, kini Iko digadang-gadang akan memerankan Peter Parker di film Spider-Man yang terbaru.
Spider-Man memang kehilangan sosok Peter setelah Andrew Garfield dikabarkan tidak mau lagi memerankan pahlawan super itu. Adalah Ethan, penulis dan editor dalam situs First Showing yang menganggap Iko sebagai salah satu kandidat kuat yang pantas mengemban tokoh tersebut.
Saat dihubungi VIVA.co.id, Kamis, 12 Februari sekitar pukul 11.30 WIB, Iko belum tahu kabar tersebut. Apalagi sekarang ini ia tengah sibuk mempersiapkan fighting koreo untuk film terbarunya, Blister hingga kurang menyadari berita apa saja yang beredar di luar mengenai dirinya.
“Haha, masa sih? Nggak tahu gue kalau berita itu, baru dengar nih. Tadi juga katanya ada berita tentang gue, tapi gue belum tahu tentang apa, mungkin tentang ini kali ya,” ujarnya.
Iko belum pernah membayangkan akan mengenakan kostum laba-laba berwarna merah dan biru itu sebelumnya. Spiderman bukan salah satu tokoh super hero idolanya. Suami Audy Item itu juga tak tahu pasti siapa yang sekiranya cocok menjadi saingan kuatnya untuk menjadi Peter Parker.
"Nggak tahu gue sob, nggak terlalu ngikutin soalnya. Gue juga lagi sibuk koreo jadi masih belum tahu,” katanya.
Iko belum bisa berandai-andai jika tawaran itu benar-benar datang. Ia merendah diri dengan menyebut banyak bintang lain yang lebih pandai berakting dibandingkan dengannya. Bahasa asing juga menjadi tantangan tersendiri bagi Iko.
“Tapi nggaklah kayaknya, meskipun nggak ada yang nggak mungkin kalau Allah sudah berkehendak tapi menurut gue masih banyak banget yang lebih punya skill dan jago dalam berakting. Masih banyak yang lebih pantes untuk bintangin Spiderman,” katanya merendah.
Sebagai koreografer dalam adegan berkelahi, Iko juga melihat super hero Marvel itu gaya bertarungnya lebih kompleks dari silat. Selama ini yang ia pelajari bertarung secara alami bukan berdasar kekuatan super yang bisa menempel di dinding atau punya lompatan jauh melebihi manusia normal.
“Pastinya gaya bertarung akan lebih kompleks sih,” ucapnya.
Para Pesaing
Selain Iko, sejumlah aktor kondang dari Hollywood pun dipilih editor Ethan Anderton untuk memerankan Peter Parker di film Spider-Man berikutnya. Siapa saja mereka?
Nick Robinson
Setelah sukses bermain The Kings of Summer pada tahun 2013, pria yang sebentar lagi menginjak usia 20 tahun ini dipercaya berakting dalam film Jurrasic World. Menurut Anderton, Robinson merupakan sosok aktor yang karismatik dan mengantongi pengalaman bermain dalam film blockbuster.
Thomas Mann
Mann adalah bintang muda yang pernah bermain dalam film Project X serta menjadi aktor pendukung dalam film Beautiful Creatures. Namun namanya semakin dikenal setelah film yang dibintanginya, yakni Me and Earl and the Dying Girl memenangkan penghargaan di Festival Film Sundance 2015.
Anderton menilai bahwa Mann mampu memerankan karakter yang menyentuh, murni, dan lucu. Berperan sebagai Spider-Man bisa menjadi kesempatannya untuk meraih ketenaran.
Dylan O'Brien
O-Brien memang sudah bermain dalam film waralaba bertajuk The Maze Runner. Namun, bermain sebagai Spider-Man dan menjadi bagian dari dunia Marvel, tentu adalah hal berbeda.
Menurut Anderton, O'Brien memiliki kemampuan berakting action sekaligus komedi. Ia juga memiliki sosok alami untuk menjadi bocah jenius seperti Spider-Man.
Anton Yelchin
Aktor yang satu ini bisa dikatakan familiar di kalangan fanboys. Ia berperan dalam film reboot Star Trek garapan J.J. Abrams. Selain film blockbuster, Yelchin tercatat pernah bermain dalam berbagai genre, termasuk Terminator Salvation, Fright Night, dan Odd Thomas.
Namun Anderton menilai, Yelchin telah memperlihatkan kemampuannya yang dramatis dalam film Like Crazy, Rudderless, dan The Beaver. (ren)
Baca juga:
