Ketika Konsumen Terbesar di Asia Mulai Khawatir

Ribuan Payung Hiasi Jalan Otista Bandung
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Fahrul Jayadiputra
VIVA.co.id
Presiden: Proyek Kereta Bandara Selesai Sesuai Target 2017
- Krisis ekonomi global semakin membuat Indonesia mengalami keterpurukan. Dipicu oleh sentimen negatif rencana kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, penurunan ekonomi China, dan diperparah dengan anjloknya harga komoditas internasional. 

Jokowi Salat Jumat di Bandara Soekarno-Hatta
Semakin terintegerasinya dunia, membuat akumulasi permasalahan internasional tersebut terpaksa harus ikut menghempas ekonomi nasional. Di tengah masih rentannya podasi baru ekonomi dalam negeri yang dibangun pemerintahan Presiden Joko Widodo, yang belum genap satu tahun ini. 

Fadli Zon dan Fahri Hamzah Puji Jokowi
Hasilnya, mulai dari nilai ekspor Indonesia yang anjlok akibat harga komoditas andalan ekspor merosot tajam. Hingga, pertumbuhan ekonomi yang jauh di bawah target 5,7 persen di APBN-P 2015 menjadi hanya 4,7 persen di triwulan I tahun ini. 

Rupiah pun terus berfluktuasi dan cenderung mengalami pelemahan di kisaran Rp13.400 per dolar AS, mendekati posisi resesi ekonomi terparah dialami Indonesia pada 1998 lalu.

Hal tersebut jelas berdampak sistemik dan akhirnya memicu gejolak pasar keuangan dan meninmbulkan kekhawatiran para investor keuangan, sehingga indeks harga saham gabungan (IHSG) pada pekan pertama setelah libur Lebaran tidak beranjak dari zona merah. 

Di sisi ritel, pola konsumtif masyarakat Indonesia masih terus diandalkan pemerintahan untuk mengerek perekonomian minimal di posisi yang aman. Namun, hingga triwulan II tahun ini, tampaknya kepercayaan sekitar masyarakat Indonesia yang notabennya konsumen terbesar di kawasan Asia, terus tergerus oleh kondisi ekonomi yang semakin mengkhawatirkan. 

Perusahaan survei konsumen Internasional, Nielsen melalui survei keyakinan konsumen yang baru dirilis, memotret kekhawatiran masyarakat Indonesia tersebut. Survei yang dilakukan kepada 30 ribu konsumen di 60 negara di dunia ini, menguak hasil yang seharusnya menjadi perhatian para pemimpin di negeri ini.   

Dikutip VIVA.co.id, Rabu 29 Juli 2015, dari Nielsen Global Survey of Consumer Confidence and Spending Intentions, kekhawatiran konsumen Indonesia di seluruh aspek ekonomi semakin memburuk. Kekhawatiran tersebut, tampaknya sudah semakin nyata dan mengerogoti keuangan mereka. 

Survei itu menjabarkan tingat kekhawatiran mengenai kondisi ekonomi Indonesia mengalami kenaikan dari 33 persen di triwulan I menjadi 37 persen. Kepanikan tersebut, juga mendorong kekawatiran mengenai mahalnya biaya kesehatan yang ikut naik dari 14 persen menjadi 17 persen pada periode yang sama. 

Kondisi lainnya yang dikhawatirkan adalah keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan di Indonesia. Memburuknya kondisi ekonomi membuat aspek tersebut juga mengalami peningkatan dari 16 persen menjadi 17 persen. 

toko di pasar Senen

Sofjan Wanandi: Demo Tak Pengaruh Iklim Investasi

Hanya fenomena politik jelang pilkada.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2016