Amankah Berolahraga saat Berpuasa di Bulan Ramadhan?

Ilustrasi olahraga bersama pasangan.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Di bulan suci Ramadhan kali ini rasanya sangat berbeda dari tahun sebelumnya. Dengan merebaknya wabah COVID-19 di Indonesia membuat semua kegiatan baik belajar, kerja dan olahraga harus dilakukan di rumah.

Mudik Lebaran 2024 Dinilai Beri Dampak Positif untuk Perekonomian Indonesia

Tidak terlepas dari itu, dengan melakukan segalanya di rumah sepertinya tidak ada beban berarti yang membuat kita repot, contohnya melakukan olahraga. Namun, apakah aman berolahraga saat berpuasa di bulan Ramadhan ini?

Dikutip dari The Moroccan Times, Selasa, 28 April 2020, berolahraga saat bulan puasa sangat berisiko menimbulkan penyakit hipoglikemia atau yang umumnya disebut dengan penyakit gula darah rendah.

Puasa Selesai, Saatnya Panaskan Ranjang dengan Gaya Baru Ini!

“Sebabnya, praktik olahraga saat bulan puasa dapat membakar gula dan asam lemak yang mengalir dalam darah dan mengharuskan tubuh kita untuk mengambil cadangan glikogen, lemak dan protein yang tersimpan,” kata Youssouf  Mahgous, pemegang gelar Master dari Universitas Wollongong dan gelar Sarjana Teknik dari Universitas Al Akhawayn, Ifrane, Maroko.

Ia menambahkan, ketika waktu berpuasa lebih lama seperti pada bulan Ramadhan sekarang ini, defisit energi bisa menjadi situasi “menderita”.

Haram Hukumnya Berpuasa pada Hari Raya Idul Fitri, Ini Penjelasannya

Risiko hipoglikemia juga dapat menjadi serius hingga menimbulkan permasalahan baru yaitu diabetes. Setiap indivdu harus mengendalikan dan memonitor sendiri kadar glukosa darahnya dan mengenali gejala-gejala penyakit itu.

Umumnya gejala awal hipoglikemia antara lain pusing, gangguan keseimbangan, mual, muntah, sakit kepala dan kurang waspada.

Mencegah hipoglikemia hanya bisa dilakukan dengan banyak mengonsumsi karbohidrat. Tetapi rasanya sulit melakukan hal itu di bulan puasa seperti sekarang ini. Latihan aktivitas fisik olahraga yang memakan banyak energi dinilai tidak seimbang dengan asupan karbohidrat selama puasa.

Hal itu juga ditengarai dapat membuat tubuh menjadi mudah dehidrasi. Dehidrasi juga bisa meningkatkan risiko cedera tendon dan otot (tendinitis, peregangan dan hamstring).

Untuk diketahui, hipoglikemia atau dikenal dengan gula darah rendah bisa menyebabkan koma atau bahkan kematian.

Berikut beberapa cara untuk mengurangi risiko dehidrasi.

Pertama, banyak minum setidaknya 1 hingga 1,5 liter air mineral sebelum subuh dan juga sesudah buka puasa.

Kedua, Relaksasi diri di pagi hari di pancuran air dingin atau berenang.

Ketiga, Jangan biarkan badan terkena sinar matahari.

Keempat, di malam hari, minumlah banyak air.

Kelima, batasi makanan atau minuman seperti kopi dan teh.

Selain menyebabkan hipoglikemia, berolahraga saat bulan puasa juga dapat menimbulkan hipotermia ganas, cedera otot-tendon, gangguan biologis, dan penurunan kebugaran.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya