Tentukan Lebaran 2020, Observatorium Bosscha Lembang Amati Hilal

Shalat Idul Fitri di Berbagai Kota Indonesia
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Irwansyah Putra

VIVA – Keputusan Lebaran 2020 atau Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriiah jatuh pada Sabtu atau Minggu mulai jadi perbincangan. Nah, untuk menentukan kapan pastinya Lebaran, Observatorium Bosscha di Kabupaten Bandung Barat Jawa Barat melaksanakan pengamatan hilal.

Jumlah Kendaraan Keluar Jabodetabek Turun 70 Persen Selama Idul Fitri

Direncanakan, tim Observatorium melakukan pengamagan hilal mulai hari ini dan Jumat 23 Mei 2020 dari pagi hari hingga bulan terbenam di ufuk Barat.

Humas Observatorium Bosscha, Agus Triono PJ menerangkan pengamatan hilal dilaksanakan di Lembang dengan meneliti ambang visibilitas (kenampakan) bulan. Pihaknya memastikan pengamatan internal hanya dihadiri oleh staf Observatorium Bosscha untuk mematuhi imbauan agar tidak berkegiatan yang melibatkan banyak orang dalam masa pandemi COVID-19.

Takut Ibu Kena Corona, Tyas Mirasih Tahan Tiga Bulan Tak Temui

"Sebagai fungsi dari elongasi dan ketebalan sabit bulan, ?dan juga dalam rangka rukyatul hilal bulan Syawal 1441 H. Rukyatul hilal dilakukan pada sore hari dan deteksi sabit bulan dilakukan setelah Matahari terbenam," ujar Agus dalam keterangannya, Jumat 22 Mei 2020.

Baca Juga: Waspada Ada Gejala Sindrom Misterius Terkait COVID-19 Serang Usia 20

Inflasi Ramadhan 2020 Terendah Sejak 1978

Observatorium Bosscha setiap tahunnya disebut menjadi salah satu rujukan untuk penetapan awal Ramadhan dan Syawal bagi Kementerian Agama Republik Indonesia dan masyarakat umum. 
"Rukyatul hilal dilakukan pada sore hari dan deteksi sabit bulan dilakukan setelah Matahari terbenam. Sabit yang tampak setelah Matahari terbenam ini disebut sebagai hilal," ujarnya.

Untuk diketahui, yang berwenang dalam penentuan awal Ramadhan dan Syawal Di Indonesia, pemerintah melalui Kementrian Agama melalui proses sidang itsbat. Tugas Observatorium, yaitu menyampaikan hasil perhitungan, pengamatan dan penelitian tentang hilal kepada unit pemerintah yang berwenang jika diperlukan sebagai masukan untuk sidang itsbat. 

"Pengamatan dilakukan dengan menggunakan ?2 buah teleskop berukuran 106 mm dan 66 mm berjenis refraktor yang masing-masing dilengkapi detektor kamera berbasis CCD. Citra yang ditangkap oleh kamera kemudian diproses menggunakan perangkat pengolahan citra untuk meningkatkan tampilan? ?sabit bulan," tambahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya