Awal Mula Populernya Istilah Mudik

Pemudik roda dua melintasi kawasan Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

VIVA – Menjelang Idul Fitri, masyarakat Indonesia melakukan perjalanan mudik ke tempatnya masing-masing. Istilah mudik sudah lekat dan menjadi tradisi dalam perjalanan pulang kampung untuk merayakan Lebaran bersama keluarga tercinta.

Persib Bandung Bagi-bagi Takjil Gratis, Maskot Ikut Turun ke Jalan

Istilah mudik, menurut catatan Google, dalam tradisi nusantara telah berakar sejak abad ke-14. Praktik mudik dalam tradisi masa lalu di nusantara merupakan perjalanan pulang kampung berkunjung ke tanah kelahiran atau tanah nenek moyang. 

Catatan Google, manuskrip dari periode Kerajaan Majapahit menunjukkan, para bangsawan kala itu sering bepergian dari Ibu Kota Majapahit, Trowulan, sekarang masuk wilayah Kediri, ke rumah leluhur mereka. Misi pulang kampung kala itu untuk menghormati dan menenangkan roh leluhur. 

Rekomendasi Sandal Stylish dan Nyaman untuk Hari Raya Lebaran

Beralih waktu, tradisi pulang kampung ke tanah leluhur menjadi ritual. Misalnya saja, orang Hindu Bali pulang kampung halaman untuk merayakan hari Suci Galungan dan Kuningan. Mereka meyakini, pada hari suci tersebut, roh leluhur mengunjungi mereka yang masih hidup. 

Selama berabad-abad setelah tradisi kerajaan nusantara itu, tradisi pulang kampung halaman terus dijalani masyarakat Indonesia. Pulang kampung menjadi berkelindan dengan praktik tradisi muslim di Indonesia. Biasanya muslim akan pulang kampung halaman beberapa hari atau dua atau satu pekan sebelum Lebaran. 

Cerita Biarawati yang Viral Jualan Takjil di Sukabumi

Dalam catatan Google, pemakaian istilah mudik untuk aktivitas pulang kampung mulai masuk kosa kata umum di Indonesia sejak 1970-an. 

Pada era awal pemerintahan Soeharto itu, Jakarta menjadi ikon atau lambang pusat segalanya, mulai dari politik sampai ekonomi. Jakarta menjadi pusat denyut Indonesia.

Dengan kondisi tersebut, maka orang di daerah berbondong-bondong urbanisasi besar-besaran, untuk mencari penghidupan dan peluang ekonomi yang lebih baik dari sebelumnya. 

Pada awal gelombang urbanisasi ke Jakarta, mayoritas pendatangnya berasal dari pelosok atau pedesaan Jawa. Namun demikian, Jakarta tak cuma menarik bagi pendatang dari Jawa saja, penduduk pelosok dari seluruh Indonesia juga tertarik mengadu nasib ke Jakarta. 

Sebagai bagian perayaan mudik pada Idul Fitri 2019, Google menampilkan doodle Mudik 2019. Oret-oret Google ini cuma bisa dilihat di wilayah Indonesia saja. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya