Pemilu Ulang di Australia, Ahok Marah saat Nyoblos dan Tasbih Jokowi

Sejumlah warga mengurus surat pemindahan Tempat Pemungutan Suara (TPS) atau formulir A5 di Kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Senin, 8 April 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

VIVA – Pencoblosan di luar negeri menjadi perhatian publik Tanah Air. Berbagai masalah dan kisruh dalam pencoblosan di Australia dan Jepang menarik perhatian minat pembaca di Indonesia. 

Paguyuban Marga Tionghoa Dorong Gunakan Hak Pilih 14 Februari untuk Lahirkan Pemimpin Berkualitas

Dinamika pencoblosan yang berlangsung di Australia memanas. Masalah terjadi saat warga Indonesia yang sudah antre berjam-jam untuk mencoblos malah dihalangi dengan alasan waktu antrean sudah habis.

Sontak pemilih di Australia yang tidak puas kemudian melaporkan hal ini melalui petisi daring Change.org. Dalam petisi tersebut, penulis petisi mendesak agar dilakukan pencoblosan ulang bagi warga Indonesia yang belum mendapatkan kesempatan mencoblos. 

Prabowo Kaget Ada Pemuda Ngaku Siap Mati untuknya di Pilpres 2019: Saya Suruh Pulang!

Masalah pencoblosan tak hanya terjadi di Australia saja. Pencoblosan di Jepang terinterupsi dengan protes dari mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. 

Ahok memprotes petugas pencoblosan di Jepang. Dia merasa kesempatannya mencoblos diserobot oleh warga lain yang belum terdaftar dalam Daftar Pemilih Tambahan (DPTb) di Jepang. 

Prabowo Cerita Tak sampai Satu Jam Putuskan Terima Ajakan Jokowi Gabung Kabinet

Selain kabar pencoblosan tersebut, kabar lain yang menjadi perhatian adalah hadiah tasbih langka yang diberikan Habib Luthfi kepada Jokowi. Seorang ahli tasbih mengungkapkan profil benda langka yang diberikan ke Jokowi tersebut. 

Di luar soal hiruk pikuk politik, kabar dari lapangan hijau juga menjadi perhatian pembaca. Gawang kesebelasan elite Paris Saint-Germain kemasukan 5 gol dari tuan rumah Lille menjadi perhatian. Bagaimana bisa PSG yang bertabur bintang keok dari klub selevel Lille. 

Berikut lima berita terpopuler VIVA sepanjang Senin 15 April 2019: 

WNI Dihalangi Mencoblos, Muncul Petisi Pemilu di Australia Diulang

Suasana TPS Pemilu 2019 di Yunani

Muncul petisi yang mendesak agar pemilu Indonesia di Sydney, Australia, diulang karena dilaporkan ada kecurangan dalam penyelenggaraan pemungutan suara di Negeri Kanguru.

Selengkapnya baca di sini

Ahok Marah-marah saat Mencoblos di Jepang

Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok marah-marah saat akan mencoblos di satu tempat pemungutan suara di Osaka, Jepang, Minggu, 14 April 2019.

Berdasarkan rekaman video yang beredar di media sosial, Ahok tampak memprotes kepada Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Osaka. Dia merasa gilirannya untuk mencoblos didahului oleh seorang warga Indonesia yang belum terdaftar dalam Daftar Pemilih Tambahan (DPTb).

Selengkapnya baca di sini

Batuan Langka, Tasbih Jokowi Hadiah dari Habib Luthfi Seharga Mercy?

Calon presiden Jokowi bersama Mbah Moen dan Habib Luthfi.

Capres Jokowi mendapat hadiah tasbih langka dari Habib Luthfi. Hadiah tersebut diberikan sesaat sebelum pelaksanaan debat terakhir Sabtu akhir pekan lalu. Seorang ahli tasbih mengungkapkan profil benda langka yang diberikan ke Jokowi tersebut. 

Selengkapnya baca di sini

Kena Bantai, Gawang PSG Kemasukan 5 Gol

Bek PSG, Presnel Kimpembe usai dikalahkan MU.

Paris Saint-Germain menderita kekalahan memalukan saat melawat ke Stade Pierre-Mauroy, markas Lille dalam pertandingan pekan ke-32 Ligue 1, Senin 15 April 2019 dini hari WIB. Les Parisiens kalah dengan skor 1-5.

Gawang PSG lebih dulu bobol ketika pertandingan memasuki menit ketujuh. Bek mereka, Thomas Meunier, melakukan gol bunuh diri ketika hendak melakukan halauan.

Selengkapnya baca di sini

Gen Otak Manusia Diimplan di Monyet, Begini Jadinya

Monyet.

Gabungan ilmuwan China dan Amerika Serikat telah sukses mengimplan gen otak manusia ke dalam monyet. Hasilnya, gen otak manusia dalam monyet berpengaruh pada otak monyet meski masih masih kalah responsif dibanding kinerja otak manusia. 

Selengkapnya baca di sini

(ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya