Video Klip Terbaru Rihanna Diprotes

Rihanna
Sumber :
  • AP Photo/Evan Agostini

VIVAnews – Video klip terbaru Rihanna dari lagu yang berjudul "Man Down", mendapat protes keras dari Parents Television Council, Amerika Serikat. Badan tersebut menganggap video klip itu memperlihatkan kekerasan dan mereka meminta Black Entertainment Television (BET), untuk berhenti memutarnya.

Seperti dilansir dari Associated Press, adegan dalam video klip dibuka dengan gambar seorang gadis menembak mati seseorang, yang pernah menyiksanya di depan publik. Terdapat juga adegan kekerasan seksual di video tersebut.

Tentu saja, Rihanna tidak ingin video klip yang telah dibuat dihentikan pemutarannya. Pada Kamis, 2 Juni 2011, dalam acara "106 & Park", ia mengungkapkan kalau video klipnya itu adalah 'seni berbalut pesan'.

"Kami hanya ingin membuatnya secara serius, meskipun banyak orang yang takut bisa jadi salah alamat," kata Rihanna, seperti dikutip dari AP.

Pihak BET mengungkapkan akan tetap memutar video klip tersebut. Mereka menyatakan kalau jaringan televisinya "memiliki standar dan paduan yang komprehensif terhadap semua isi program" dan video klip terbaru Rihanna sudah sesuai dengan paduan dan standar untuk disiarkan.

Sementara itu, dari Music Television (MTV), hingga saat ini belum menyiarkan video terbaru Rihanna. Salah satu pihak dari MTV mengungkapkan kalau video itu masih dalam proses review.

Rihanna membantah jika video klipnya ini penuh kontroversi. Ia hanya ingin menunjukkan kemampuannya dalam berakting dengan menciptakan sesuatu yang diklaim "asli dan artistik". Video klip "Man Down" ini dibuat Anthony Mandler, yang sudah berkali-kali membuat video klip untuk Rihanna. (art)

Kondisi Anak Isa Bajaj Alami Kekerasan Kemaluan Ditendang, Sampai Periksa ke Poli Kandungan
Ketua RMI PBNU KH Hodri Ariev

Langkah PBNU Persiapkan Santri Sukses Masuk PTN Favorit

PBNU resmi membuka kegiatan Santri Super Camp 2024 yang merupakan program beasiswa bimbel intensif selama 30 hari yang diikuti ribuan santri.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024