Hacker Akui Ketagihan Intai Seleb Hollywood

Scarlett Johansson
Sumber :
  • REUTERS/Alessandro Garofalo

VIVAnews – Peretas (hacker) akun elektronik (e-mail) sekaligus  penyebar foto tanpa busana Scarlett Johansson akhirnya ditangkap FBI pada Rabu pagi, 12 Oktober 2011 waktu setempat. Pelaku bernama Christopher Chaney itu didakwa atas 26 kejahatan dunia maya (cyber crime) dengan korban para selebritas Hollywood, seperti bintang film ‘Black Swan’ Mila Kunis, dan penyanyi Christina Aguilera.

Pengakuan Erick Thohir dan PSSI soal Kinerja Shin Tae-yong

Dikutip dari laman Reuters, Chaney meminta maaf kepada selebritas yang telah menjadi korbannya. Ia mengaku melakukan hal itu lantaran ketagihan mengintai urusan pribadi para selebritas.

Pria berusia 35 tahun tersebut juga mengatakan, ia tidak pernah berniat menjual atau merilis informasi, termasuk foto-foto tanpa busana selebritas ke internet.

Medco Energi Resmi Divestasi Seluruh Sahamnya di Ophir Vietnam Block 12W B.V

“Hal ini dimulai dari rasa ingin tahu dan berubah menjadi ketagihan melihat di balik layar mengenai apa yang terjadi dengan orang-orang yang Anda lihat di layar lebar setiap hari,” ujar Chaney.

“Saya hampir lega ketika mereka datang bulan lalu dan mengambil komputer saya... karena saya tidak tahu bagaimana untuk berhenti,” lanjutnya.

Polres Malang Bongkar Home Industry Sabu di Jatim

Chaney menuturkan, ia tidak mengingat kapan atau siapa selebritas pertama yang akun e-mail-nya diretas. Ia hanya menyebut kegiatannya seperti ‘bola salju’.

“Saya tahu apa yang saya lakukan mungkin salah satu pelanggaran terburuk terhadap privasi seseorang. Saya tidak mencoba melarikan diri dari apa yang saya lakukan,” ungkapnya.

Chaney menuturkan, ia tidak berniat menjual foto-foto dan informasi kepada pihak lain. Diakui Chaney, ia sempat didekati oleh pihak ketiga namun tidak memberikan mereka apa-apa.

“Saya tidak mencoba masuk ke e-mail dan mendapatkan barang untuk dijual atau sengaja menaruhnya di internet. Saya tidak pernah mau menjual atau merilis gambar,” ujarnya.

Sementara itu pejabat FBI mengaku tidak memiliki informasi apakah Chaney mendapatkan keuntungan dengan melakukan pembajakan tersebut. Mereka mengungkapkan, penyelidikan tetap terbuka dan bisa saja ada kemungkinan pihak lain yang terlibat.

Pejabat FBI juga menuturkan, Chaney ‘menambang’ data-data yang tersedia di publik dan menggunakannya untuk mengetahui kata sandi (password) korban-korbannya. Chaney sendiri harus menghadapi ancaman hukuman 121 tahun penjara apabila terbukti bersalah atas seluruh tuduhan tersebut. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya