Dianggap Mengemis, Fuad: Penghinaan Besar Buat Saya

Syamsul Fuad, Penulis naskah film Benyamin Biang Kerok (1972)
Sumber :
  • VIVA/Mohammad Yudha Prasetya

VIVA – Penulis naskah film Benyamin Biang Kerok (1972), Syamsul Fuad, mengaku sangat terhina dengan upaya damai yang pernah diajukan oleh produser film Benyamin Biang Kerok, Ody Mulya Hidayat.

Benyamin Biang Kerok 2, Menuntaskan Misi Mencari Harta Karun

Hal itu karena permintaan Rp25 juta yang pernah diajukannya di awal kepada pihak Falcon dan Max Pictures hanya dianggap sebagai uang tali kasih, bukan hak royalti atas judul dan karakter ciptaannya yang dimodifikasi di film tersebut.

"Dia akan memberikan saya Rp25 juta sebagai tali kasih, saya tegaskan bahwa ini penghinaan besar buat saya. Sebagai sineas dan senior di perfilman nasional, ini penghinaan buat saya," kata Syamsul Fuad kepada VIVA beberapa waktu lalu.

Penulis Seret Pihak Lain dalam Kasus Hak Cipta Benyamin Biang Kerok

"Jangankan Rp25 juta, Rp1 miliar pun dikasih ke saya jika hanya sebagai tali kasih dan bukan sebagai hak cipta penulis, saya tolak. Kecuali pengadilan yang memutuskan, baru saya terima. Di bawah itu pun akan saya terima," ujarnya menambahkan.

Pada kesempatan yang sama, Bakhtiar Yusuf selaku kuasa hukum Syamsul Fuad pun membenarkan hal tersebut. Dia menjelaskan, saat membicarakan Rp25 juta, Ody Mulya menyebut jika itu sebagai uang tali kasih. Dalam artian, Fuad dianggap bukan orang yang berhak, karena mereka menganggap persoalan hak cipta sudah selesai dengan keluarga almarhum Benyamin.

Penulis Benyamin Biang Kerok Belum Menyerah

"Jadi bukan masalah angkanya yang kami permasalahkan, tapi masalah bahwa itu uang tali kasih. Seakan-akan Pak Fuad itu mengemis kepada mereka. Padahal sebenarnya tuntutan Pak Fuad itu memang haknya dia sebagai pencipta atas ciptaan," ujarnya menambahkan.

Film Benyamin Biang Kerok

Selain itu, Syamsul Fuad pun menegaskan bahwa dia sama sekali tidak mencari uang atas kasus ini. Pria 81 tahun itu mengaku hanya ingin haknya sebagai penulis bisa dihargai dengan layak, bukan dianggap mengemis.

"Saya dalam persoalan ini bukan mau mencari uang, tapi semata-mata yang prinsip adalah saya menuntut hak saya sebagai penulis. Itulah, bukan uangnya yang saya kejar, kalau mereka mengatakan akan memberi sekedar tali kasih ya saya tolak, Rp1 miliar pun saya tolak," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya