Di Balik Sukses Joko Anwar, Ngintip di Bioskop

Joko Anwar
Sumber :
  • Mohammad Yudha Prasetya/VIVA.co.id

VIVA – Sutradara Joko Anwar merupakan salah satu nama yang saat ini sudah mulai besar di dunia perfilman Tanah Air. Sejumlah karyanya seperti Janji Joni, A Copy of My Mind, Kala, Pintu Terlarang hingga Pengabdi Setan, merupakan rekam jejak gemilang yang berhasil merebut hati para penontonnya.

Sandiaga Uno Janji Pelaku Film dan Ekonomi Kreatif Dapat Vaksin

Dalam sebuah diskusi di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, pria bertubuh besar itu pun menceritakan awal mulanya berkenalan dan tertarik dengan dunia film, hingga melakoni sebagai seorang sutradara.

"Aku besar di sebuah daerah di Sumatra Utara, di mana daerah itu terkenal banyak organisasi kepemudaannya. Tapi setiap hari mereka itu berantem dan tingkat kriminalitasnya sangat tinggi," kata Joko Anwar di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Minggu, 8 Juli 2018.

Joko Anwar Sutradara Terbaik FFI 2020

Mengaku berasal dari keluarga yang tidak harmonis, Joko pun mengatakan bahwa saat itu dia berusaha mencari tempat 'pelarian', yang mampu memenuhi hasratnya untuk melihat dunia yang lebih luas.

"Jadi gue pergi ke bioskop, Bioskop Pemuda namanya, dan gue besar dengan cara mengintip film yang lagi diputar di bioskop tersebut. Saat itu saya berpikir bahwa film ini adalah sesuatu yang hebat di mana kita bisa bercerita tentang banyak hal," ujarnya.

Perempuan Tanah Jahanam Raih 6 Piala Citra, Ini Kata Joko Anwar

Sejak saat itu, Joko mengaku mulai memupuk mimpinya agar bisa menjadi seorang pembuat film. Dan itu tak mudah. Ia harus menempuh jalan terjal dan bermodal kegigihan yang harus dilaluinya.

"Aku kan enggak mampu masuk ke sekolah film, akhirnya belajar otodidak dan masuk ke sebuah universitas yang ada studi tentang hal itu. Lalu saat itu bagaimana caranya bisa cepat lulus dan ngelamar-ngelamar di PH. Tapi itu juga susah karena belum punya pengalaman," kata Joko.

Awal mula masuk industri

Joko Anwar mengakui, intensitasnya di dunia perfilman mulai semakin meninggi, sejak menjadi seorang kritikus film di medio 2001 silam.

"Dan tentunya, hal itu memaksa saya untuk semakin banyak nonton film," kata Joko.

Sampai akhirnya, dia pun masuk menjadi salah satu anggota tim produksi di film Biola Tak Berdawai, garapan sutradara Sekar Ayu Asmara.

Sehingga, sejak saat itulah pintu kariernya di dunia perfilman nasional mulai menemui jalan, yang akan membawanya menjadi seorang sutradara seperti saat ini.

"Enggak lama setelah itu, baru saya mulai nulis skenario bersama Teh Nia (Dinata) di film Arisan, lalu bikin film pertama saya Janji Joni. Walaupun filmnya lumayan culun, tapi no regret lah," ujarnya sambil tertawa. (ase)


 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya