Purnama 9, Film Horor Karya Sineas Bali

Kru dan pemain film Purnama 9, Petaka Nini Gongseng.
Sumber :
  • VIVA/Bobby Andalan (Bali)

VIVA – Bagi Anda pecinta film bergenre horor, film yang satu ini tak boleh dilewatkan. Ya, film berjudul Purnama 9, Petaka Nini Gongseng merupakan film horor yang pasti bikin bulu kuduk bergidik.

Nayla Purnama Jadi Peran Utama di Film Horor Vina: Sebelum 7 Hari, Diangkat dari Kisah Nyata Viral

Bagaimana tidak, film karya sineas Bali ini memang kaya unsur mistis. Purnama 9, Petaka Nini Gongseng mengadopsi kisah turun temurun yang diceritakan para tetua adat di Pulau Dewata. Film ini diproduksi oleh rumah produksi Balimoon Creative.

Adalah Anak Agung Ngurah Wijayaningrat, sang sutradara film yang menerjemahkannya kisah yang sering diceritakan orangtuanya dalam bentuk karya. Kini, film karya Agung bisa Anda saksikan di Cineplex Denpasar, Bali, mulai tanggal 29 Juli hingga 31 Agustus 2018.

Tayang di Hari Kelima, Ini Jumlah Penonton Film Horor Badarawuhi di Desa Penari dan Siksa Kubur

Agung bercerita, film ini bercerita tentang Nini Gongseng yang menganut ilmu hitam. “Untuk mencapai keabadian, Nini Gongseng harus menumbalkan anak gadis yang lahir pada purnama kesembilan. Istilahnya melik atau mereka yang menjadi incaran yang berburu ilmu hitam,” kata Agung Wijayaningrat di Denpasar, Bali, Jumat, 27 Juli 2018.

Nini Gongseng yang dikisahkan tengah berusaha keras mencapai keabadian dalam ilmu hitamnya. Nini Gongseng mendapatkan calon tumbalnya yakni Kadek Asih yang lahir tepat pada bulan Purnama kesembilan. “Untuk bertahan hidup, setiap harinya Nini Gongseng harus meminum darah pemuda di desanya,” ujar Agung. Banyak pemuda desa yang dibunuh Nini Gongseng untuk memperpanjang usianya.

Film Badarawuhi di Desa Penari Tembus 1 Juta Penonton, Joko Anwar Kasih Selamat

Tak mudah bagi Nini Gongseng menumbalkan Kadek Asih. Sebab, banyak yang memberi perlindungan terhadap gadis berparas manis itu. Singkat cerita, untuk membunuh Nini Gongseng harus menggunakan senjata khusus yakni mutik. Kakak Kadek Asih yang berupaya keras mempelajari lontar untuk masuk ke alam gaib mengambil senjata mutik untuk membunuh Nini Gongseng.

“Senjata mutik itu berada di wong gaib. Untuk meraihnya harus masuk ke alam gaib dengan mempelajari lontar. Singkat cerita kakaknya Kadek Asih bisa masuk ke alam gaib mengambil senjata itu dan berhasil membunuh Nini Gongseng,” katanya.

Agung bercerita, pengambilan gambar film ini dilakukan di dua lokasi yakni Bayung Gede dan Kuburan Ari-ari, Desa Penebel, Tabanan. Agung berharap karyanya mendapat dukungan luas dari masyarakat. “Genre horor dipilih karena masyarakat Bali masih menyukai film dengan nuansa seperti ini. Saya harap masyarakat dapat menikmati dan menerima karya ini,” katanya.

Di sisi lain, produser film ini, Likhah Surya Luwih menjelaskan, biaya produksi yang dihabiskan sebanyak Rp200 juta. “Penggarapan dimulai dari bulan Februari. Hanya satu bulan untuk take gambar. Target penonton 1.500. Sejak diluncurkan sudah ada 300 orang yang membeli tiket,” papar dia.

Untuk para pemeran, Likhah menuturkan banyak melibatkan artis-artis Bali yang memiliki banyak penggemar seperti Joni Agung, Yudi Leeyonk Sinatra, Sabrina Mandasari, Dita Saraswati, Kiki Soleil, Yuni Baratha, Ajik Weca, Wayan Agus, Gede Partha serta artis pendukung lainnya. “Untuk harga tiket Rp100 ribu. Kami berharap dapat dukungan luas dan dapat diterima oleh masyarakat,” katanya.

Sejak tahun 2007-2011, Balimoon Creative lebih banyak memproduksi sinetron yang tak lepas dari kearifan lokal masyarakat Bali yang diperuntukkan bagi program stasiun televisi lokal Bali. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya