7 Fakta di Balik Layar Film 'A Man Called Ahok'

A Man Called Ahok
Sumber :
  • Instagram/amancalledahok

VIVA – Film terbaru arahan sutradara Putrama Tuta, yang berjudul A Man Called Ahok, akan menceritakan hubungan mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dengan ayahnya, Tjoeng Kim Nam. Film ini siap tayang mulai 8 November 2018.

Kisah Istri Daniel Mananta Keluar dari Gereja Hingga Temukan Tuhan

Sempat diprotes oleh adiknya, Fifi Lety Tjahaja Purnama, karena sosok sang ayah digambarkan berbeda dengan aslinya, namun adik Ahok yang lain, Harry Tjahaja Purnama, menyebut, film ini patut diapresiasi. Terlepas dari kritikannya, berikut 7 fakta tentang film A Man Called Ahok.

1. Film yang Menguras Emosi, Daniel Mananta Sampai Harus Menahan Tangis

Kisah Viola Kepincut Daniel Mananta, Awal Tahun Nikah Ngaku Sulit

Film ini memang menceritakan bagaimana ayah Ahok, Kim Nam, mendidiknya hingga bisa sukses. Daniel yang dipercaya untuk memerankan tokoh Ahok, harus menahan tangis di beberapa adegan film.

"Drama yang diceritakan luar biasa sekali, menyentuh emosi. Saat di scene meja makan terus flashback, inget ayahnya itu saya beneran tahan nangis. Jadi memang kita cuma pinjam cerita Pak Ahok dan kita jadikan ini film drama keluarga," kata Daniel saat konferensi pers film A Man Called Ahok, 5 November 2018.

Daniel Mananta: Gak Ada Kata Pensiun di Kamus Gue

2. Tidak Menampilkan Sosok Mantan Istri Ahok, Veronica Tan

Dalam film tersebut tak terlihat sosok Veronica Tan ketika Ahok masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Menurut Tuta, hal itu lantaran ia tidak ingin jalan cerita tentang fokus hubungan antara ayah dan anak menjadi terbagi.

"Kalau itu memang dari awal saya mau fokus ke hubungan Ahok dan ayahnya. Kalau masukin sosok Veronica, fokus nanti terpecah. Ini cerita soal ayah Ahok mendidik, itu saja," ujar Tuta.

3. Daniel Mananta Mencoba Jadi Penggemar Berat Ahok Sebelum Proses Syuting

Tidak pernah membayangkan untuk bisa memerankan tokoh mantan orang nomor satu di Jakarta, Daniel Mananta rupanya banyak mempelajari segala gerak-gerik mengenai Ahok dengan melihat berbagai video yang memperlihatkan sosok ayah tiga anak tersebut.

"Jadi sebelum berperan di sini, setahun lebih gue berusaha ngefans berat sama Ahok. Gue ikutin gaya rambut, gaya ngomong, gestur, gue ikutin banget. Kecintaan gue pada Ahok memang lebih dari sekedar gestur, tapi misi dia terhadap Indonesia dan kecintaan dia dengan Indonesia," tutur Daniel.

Aktor Daniel Mananta yang berperan sebagai Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bersiap

4. Sempat Punya Tumor Jinak di Tenggorokan, Daniel Mananta Tak Susah Menirukan Suara Ahok

Tak banyak yang tahu jika pembawa acara Daniel Mananta pernah memiliki tumor jinak pada pita suaranya, tetapi karena hal itu ia merasa tak kesulitan menirukan suara khas Basuki Tjahaja Purnama.

"Dulu saya memang pernah kena musibah, ada tumor di pita suara yang membuat suara saya serak. Ternyata hal Itu jadi berkat, karena suara saya jadi mirip Ahok," kata dia.

5. Bertemu Ahok di Mako Brimob Untuk Observasi Langsung

Ahok memang diketahui sedang menjalani masa tahanannya di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, karena kasus penistaan agama. Karena hal itu, Daniel Mananta sampai rela mengunjungi Ahok untuk bertemu secara langsung dan memerhatikan gestur tubuhnya.

"Saya ketemu Pak Ahok itu hari kedua shooting. Saya sekalian juga ambil scene penjara itu. Kostum yang saya pakai ya sama seperti yang di scene itu dengan baju itu saya ke Mako Brimob sama Pak Tuta," tambahnya.

Daniel Mananta sebagai Ahok di film A Man Called Ahok.

6. Menampilkan Keindahan Belitung

Mengambil lokasi syuting di kampung halaman Ahok, yakni Bangka Belitung, film A Man Called Ahok banyak menampilkan keindahan alam pulau tersebut. Bahkan, sang sutradara, Putrama Tuta, juga mengajak para penonton untuk menikmati keindahan yang disuguhkan dalam film tersebut.

"Keindahan Indonesia di sini kita sebarkan, ada sisi lain dari Belitung. Selama ini mungkin kita lihat Belitung menjadi tempat yang indah, penuh dengan pantai, dan berbagai macam," kata dia.

7. Kisah Nasionalisme

Ahok dan keluarganya dalam film ini mengajarkan kita untuk mencintai negeri. Ada salah satu adegan dimana Ahok bertanya, 'Kita ini orang Cina atau orang Indonesia?' dengan tegas sang ayah mengatakan, 'Kita harus cintai negeri ini.' 

"Di sebuah kerasnya hidup pertambangan ada sebuah keluarga yang berjuang begitu keras untuk cintanya terhadap negara Indonesia," ujar Putrama Tuta.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya