Berlatar Tsunami, The Man from the Sea (Laut) Tayang di Aceh

The Man From The Sea (Laut)
Sumber :
  • Kaninga Pictures

VIVA – Film bergenre drama fantasi karya sutradara Jepang Koji Fukada, The Man from The Sea (Laut) merupakan film yang menggunakan empat bahasa sekaligus, yaitu Bahasa Indonesia, Jepang, Inggris, dan Aceh. 

Adipati Dolken Cerita Cara Habiskan Waktu Selama Pandemi

“Sebelum syuting, selama seminggu penuh saya belajar dengan teman saya di Aceh mengenai Bahasa Aceh. Mulai dari kosa katanya dan yang paling penting logatnya. Ternyata seru banget belajar bahasa Aceh!” ungkap Sekar Sari yang berperan sebagai Ilma di dalam film The Man from The Sea (Laut), dalam siaran pers yang diterima VIVA.

Film berdurasi 107 menit ini bercerita tentang seorang lelaki misterius yang muncul dan terdampar di pesisir pantai sekitar Banda Aceh. Penemuan lelaki berperawakan Jepang itu memaksa Takako (Mayu Tsuruta), seorang warga negara Jepang yang bekerja untuk sebuah organisasi nirlaba yang terlibat dalam pemulihan bencana di Aceh dan tinggal bersama putranya Takashi (Taiga), mencari tahu siapakah lelaki tersebut sebenarnya. 

Adipati Dolken Beradegan Mesra sama Della Dartyan, Ini Respons Istri

Calon jurnalis Ilma (Sekar Sari) dan teman dekatnya Kris (Adipati Dolken) yang asli Banda Aceh, serta Sachiko (Junko Abe), keponakan Takako yang datang dari Jepang ke Aceh untuk sebuah urusan pribadi, pun turut bergabung dalam mengungkap siapa sesungguhnya lelaki misterius yang penuh teka-teki tersebut dan dari mana ia berasal. Adapun lelaki tersebut mereka beri nama Laut (Dean Fujioka). 

Salah satu pemain dari Jepang, Taiga, mengungkapkan bahwa ia senang sekali bisa terlibat dalam film antar dua negara ini. “Saya lebih bisa belajar Bahasa Indonesia dibandingkan Bahasa Inggris. Saya sampai bisa menyanyikan lagu Ratu yang berjudul Jangan Bilang Siapa-siapa,” ujar Taiga disambung tawanya yang renyah. 

Akhirat: A Love Story, Film Fantasy Romance Pertama Indonesia

Sang sutradara, Koji Fukada, juga tidak merasakan hambatan serius dalam berkomunikasi dengan kru yang mayoritas merupakan orang Indonesia. Walaupun membawa penerjemah langsung dari Jepang, ia juga merasa nyaman dan hangat bekerja bersama dengan kru dari Indonesia. 

“Pertama kali kerja bareng dengan teman-teman dari Indonesia memberikan kesan yang berbeda. Kalau di Jepang, kami kerja dengan serius, tetapi selama syuting di Aceh kami bekerja dengan penuh canda tawa, dan itu yang membekas di ingatan saya. Seru sekali!” ungkap Koji Fukada saat bertandang ke Jakarta bulan Desember yang lalu. 

Lain hal dengan Adipati Dolken, tantangan dia dalam film ini adalah saat ia diharuskan untuk berbahasa Inggris. “Tantangan dalam film ini, selain mesti beradu peran dengan teman-teman dari Jepang, adalah juga mesti berakting dalam Bahasa Inggris. Ini pertama kalinya gue mesti berdialog dalam Bahasa Inggris untuk layar lebar. Tapi dukungan dari teman-teman sesama pemain dan sutradara ngebantu gue banget,” tutur Adipati. 

The Man from The Sea (Laut) telah tayang di bioskop-bioskop seluruh Indonesia sejak 14 Februari 2019. Selanjutnya, film ini akan diputar dalam sebuah special screening event di Gedung Sultan Selim II ACC, Banda Aceh pada tanggal 23 Februari 2019 dengan dihadiri oleh pemain Sekar Sari dan salah satu eksekutif produser Willawati. Pemutaran khusus tersebut merupakan kerjasama antara komunitas Aceh Documentary dan Kaninga Pictures dengan bantuan penuh dari Japan Foundation Asia Center. 

Tidak berhenti sampai situ, The Man from The Sea (Laut) juga akan ditayangkan di Aceh Independent Cinema, Banda Aceh selama satu minggu mulai dari 25 Februari - 3 Maret 2019. 

“Waktu tahu film ini akan diputar khusus di Aceh, saya merasa sangat terkejut. Penasaran dengan opini masyarakat Aceh sehabis nonton film yang mengambil latar belakang tentang tsunami di Aceh. Semoga mereka senang dan tidak kecewa dengan logat Aceh saya,” tutup Sekar Sari. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya