Review Gundala: Layak Dibanggakan, Enggak Kalah dari Hollywood

Film Gundala tayang di bioskop Kamis, 29 Agustus 2019.
Sumber :
  • Screenplay Films

VIVA – Bukan apple to apple sebenarnya jika membandingkan Gundala dengan film Hollywood yang berbujet luar biasa fantastis itu. Tapi tak juga bisa diingkari, jika bicara soal film superhero, siapapun akan langsung teringat, berkaca, dan mengait-ngaitkannya dengan film-film Marvel dan DC.

Bangkrut Ditipu Rekan Bisnis, Dimas Danang: Gue Terlalu Percaya Orang

Apalagi, pengumuman penggarapan film Gundala mulai digaungkan lagi sejak tengah 2018 dan makin panas promosinya hingga 2019, yang mana kerap disebut sebagai tahun berjayanya film superhero. Sebut saja raja-raja box office dunia, seperti Black Panther, Avengers: Infinity War, Ant-Man and the Wasp, Aquaman, Venom, Spider-Man, bahkan film terbesar sejagat, Endgame, dirilis selama satu tahun belakangan ini. 

Sadar akan hal itu, Bumilangit sebagai pemilik karakter Gundala sudah melabelkan diri, lebih suka disebut jagoan dibanding superhero. Menurut Imansyah Lubis selaku Production Manager Bumilangit Studio, jagoan akan membuat penonton lebih dekat, tak seperti superhero yang terkesan wah dengan super power dan segala kebesarannya.

Pukulan Pevita Pearce Sangat Keras, Randy Pangalila: Sampai Saya Mental

"Kalau kita nonton film jagoan, kita akan merasa lebih dekat, lebih gue banget. Itu yang mau kita bangun, lewat karakterisasi tokoh ini agar lebih dekat dengan penonton," katanya saat VIVA menyambangi kantor Bumilangit di bilangan Pondok Pinang, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Baca Juga: Gundala Beda dari Film Marvel dan DC

Fakta Unik Kostum Sri Asih, Total Ada 8 Dipesan Langsung dari Amerika Serikat

Joko Anwar pun senada. Ketika saya berbincang dengannya, sutradara Gundala ini tahu betul, hal yang mustahil baginya untuk bersaing dengan film superhero sekelas Marvel dan DC, apalagi dari urusan efek visual di mana mereka punya bujet sampai Rp1,3 triliun. Joko menegaskan, efek yang dipakai di Gundala lebih practical dan organik. Jika Hollywood syuting pakai green screen, maka Gundala cari lokasi asli untuk menciptakan visual yang senyata dan sedekat mungkin.

Hasilnya, enggak sia-sia ternyata. Latar wilayah pelabuhan, pabrik, pasar, dan sebagainya yang asli bikin film ini terasa dekat banget dengan penontonnya, termasuk saya. Aura keras, kasar, dan susah langsung terasa, bahkan hanya dengan lihat gambarnya saja. Dengan polesan warna kekuningan, makin enak banget dilihatnya. Jika bicara efek visual, takarannya pas, enggak maksa. 

Film Gundala.

Karena hal itu pula, Joko Anwar lebih mengedepankan urusan karakter dan cerita di filmnya. Gundala ini berkisah tentang Sancaka (Abimana Aryasatya) dan perjalanannya menjadi seorang jagoan. Sebagai film origin, Gundala berhasil ngaduk-ngaduk emosi saya lewat kisah kelam masa kecil Sancaka dan Pengkor (Bront Palarae). Pergelutan mereka dengan kehidupan keras anak sebatang kara. 

Kami, penonton, kemudian ditarik masuk ke dalam konflik-konflik pelik kemanusiaan, sosial, dan politik yang bukan cuma bikin miris, tapi juga bikin mikir. Dark sih, rasanya, tapi masih ringan karena selipan-selipan jokes renyah kerap menyegarkan suasana. Makin menarik, karena Gundala yang juga pembuka Jagat Sinema Bumilangit (Bumilangit Cinematic Universe), menghadirkan banyak sekali karakter dan easter eggs yang bikin penasaran.

Film Gundala.

Lagi-lagi memang, Gundala bukan saingan film superhero Hollywood, tapi sungguh, ketika menontonnya, rasa itu sudah ada. Dialog, alur, dan sinematografinya enggak kalah dengan film-film superhero besar. Beberapa orang di sekitar tempat duduk saya kerap berdecak kagum, bahkan seisi bioskop sering kali riuh memberi tepuk tangan. Menikmati sekali film ini.

Gundala memang belum sempurna, karena jujur, sejumlah gerakan laga masih terasa kurang greget atau terkadang kurang emosional. Tapi tentu saja, Cecep Arif Rahman, tak diragukan lagi aksinya. Merinding terus tiap kali Kang Cecep muncul sebagai karakternya.

Dengan apa yang tersaji secara keseluruhan, film Gundala ini bikin bangga. Joko Anwar dan tim film ini menumbuhkan optimisme kalau kita juga bisa bikin film genre ini. Pun juga akhirnya Gundala bisa buktikan, bahwa jagoan Indonesia enggak kalah kerennya dari superhero Hollywood. Enggak kalah bikin gila, ketagihan, dan seterobsesi itu.

Saya lantas penasaran, "Kapan ya film BCU selanjutnya?"

Film Gundala sudah bisa ditonton hari ini, Kamis, 29 Agustus 2019. Negeri ini memang ternyata butuh patriot!

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya