Lo Ban Teng, Kisah Pendekar Kungfu Indonesia yang Tak Banyak Dikenal

Foto: VIVA/Aiz Budhi
Sumber :
  • reporter

VIVA – Rumah Produksi Putra Kusuma Picture akan menghadirkan sebuah film bergenre action laga dengan judul Lo Ban Teng. Baru-baru ini tim dari film tersebut mengadakan open casting di Bandung.

Bantu Israel Tahan Serangan Teheran, Menlu Iran Temui Menlu Yordania

Masyarakat Bandung sangat antusias mengikuti open casting film Lo Ban Teng ini. Open casting diikuti sekitar 300 orang peserta dari Bandung maupun luar kota Bandung. Selanjutnya, open casting film Lo Ban Teng juga akan diadakan di beberapa kota lain, seperti Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, serta beberapa kota besar lainnya.

Berdasarkan keterangan yang diterima VIVA, film Lo Ban Teng merupakan film yang menghadirkan nilai-nilai budaya Indonesia terutama dalam hal seni bela diri silat. Silat saat ini tidak hanya sebagai seni bela diri, tetapi berkembang menjadi sebuah upaya dalam memelihara kesehatan melalui olahraga.

Cha Eun Woo Nyanyikan Lagu-Lagu Album Entity Saat Fan Concert di Jakarta

Selain pencak silat, tidak banyak orang tahu kalau di Indonesia ada perguruan ilmu bela diri kungfu beraliran Ngo Chu Kun. Perguruan ini didirikan dan dikembangkan oleh seorang guru bernama Lo Ban Teng. Aliran yang lahir sejak tahun 1928 ini tersebar tidak saja di sejumlah daerah di Indonesia, tapi juga di beberapa negara di Asia. Kisah nyata inilah yang mendasari film Lo Ban Teng.

Sementara itu, Ki Kusumo selaku pemilik rumah produksi Putra Kusuma Picture akan lebih menonjolkan seni beladiri baru melalui KIMA (Ki Kusumo Martial Art), sebuah gabungan dari bela diri kungfu yang hanya diambil saripatinya, sehingga menciptakan aliran bela diri baru yang lebih lengkap.

Anak di Bawah Umur Diduga Dicabuli Saudara di Cengkareng, Begini Modusnya

Film Lo Ban Teng akan memadukan aktor Indonesia dan Tiongkok. Cerita diadaptasi dari kisah hidup pendekar asal Hokkian Tiongkok, dengan latar lokasi syuting di Tiongkok, Semarang, dan Jakarta. Mengingat tuntutan artistik, dan lokasi syuting di beberapa negara, produksi film ini tentu saja menelan biaya puluhan miliar. 

Namun, dari aspek pembiayaan Ki Kusumo tetap memberi keleluasan dan kebebasan tim produksi untuk berkreasi. Film ini akan memakan waktu penggarapan selama tiga sampai empat bulan dan ditargetkan akan tayang di tahun 2020 ini.

Sandra Dewi dan Harvey Moeis

Masa Penahanan Harvey Moeis Diperpanjang, Kejagung Ungkap Alasannya

Adapun masa penahanan Harvey Moeis diperpanjang selama 40 hari ke depan mulai 16 April 2024.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024