Gak Sembarangan, Judul Film Ngeri Ngeri Sedap Pakai Riset Dulu

Film Ngeri Ngeri Sedap.
Sumber :
  • Instagram @ngeringerisedapmovie

VIVA – Film Ngeri Ngeri Sedap adalah salah satu karya anak bangsa yang mengangkat budaya suku Batak. Sutradara film ini, komika Bene Dion Rajagukguk mengungkap, pemilihan judul tersebut tidak sembarangan.

Pariwisata Hijau dan Berkelanjutan Bakal Jadi Fokus Kemenparekraf

Sebelum akhirnya memutuskan frasa Ngeri Ngeri Sedap sebagai judul filmnya, Bene melakukan berbagai riset kepada orang-orang di sekitarnya dan mencari tahu makna dari frasa tersebut.

Rupanya, frasa Ngeri Ngeri Sedap telah banyak digunakan oleh masyarakat di Sumatera Utara sejak era 70-an.

Merawat Silek Galombang 12 Batipuh Pitalah Bungo Tanjuang

"Sudah umum digunakan di Sumatera Utara. Diucap juga sama tokoh politik Sultan Bhatoegana dan akhirnya menjadi frasa nasional," ungkap Bene Dion, dalam konferensi pers film Ngeri Ngeri Sedap, di Jakarta Selatan, Rabu 25 Mei 2022.

Berdasarkan riset yang ditemukannya, istilah Ngeri Ngeri Sedap seringkali digunakan oleh maling, pencopet, atau pencuri.

7 Negara Paling Beragam di Asia, Indonesia Nomor Segini

"Jadi kalau ditanya 'gimana kemaren?' Jawabannya, 'ngeri tapi hasilnya sedap' jadi ya ‘Ngeri Ngeri Sedap’," kata Bene menjelaskan.

Film Ngeri Ngeri Sedap

Photo :
  • IG @ngeringerisedapmovie

Selain berhubungan dengan budaya Batak, judul tersebut juga menggambarkan situasi dan konflik dalam film yang cukup menegangkan tetapi kesulitan itu dapat dilewati. "Di film ini, ada ngeri, tapi sedap juga," tambahnya.

Bene berharap, film drama keluarga ini dapat memberikan kehangatan bagi para penontonnya dan dapat menyampaikan makna keluarga yang sesungguhnya. Sehingga, para penonton bisa mendapatkan kesan positif yang disampaikan oleh sang komika.

Ngeri Ngeri Sedap, film berlatar budaya Batak yang menceritakan kisah keluarga Mak Domu (Tika Panggabean) dan Pak Domu (Arswendy Beningswara), serta keempat anaknya yaitu Domu (Boris Bokir), Sarma (Gita Bebhita), Gabe (lolox), dan Sahat (Indra Jegel).

Mereka dihadapkan oleh konflik keluarga yang bermula dari kerinduan sang ibu hingga menyebabkan pertengkaran antar anggota keluarga.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya