Angkat Kearifan Lokal, Film Jo Sahabat Sejati Sarat Nilai Sejarah

Film Jo Sahabat Sejati
Sumber :
  • IG @cinema.21

VIVA Showbiz – Jo Sahabat Sejati menjadi salah satu film yang bisa menjadi salah satu rekomendasi tontonan. Film Jo Sahabat Sejati bercerita tentang seorang guru bernama Arif yang memiliki kuda peliharaan bernama Jo.

Samson, Pemberontak OPM yang Serang Markas Koramil di Papua Tobat dan Serahkan Diri ke Prajurit TNI

Tidak hanya akrab dengan Arif, Jo juga disayangi oleh murid-murid yang diajar oleh Arif.

Tayang perdana pada 11 Agustus 2022 mendatang film ini diketahui sebagai momen untuk merayakan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-77 tahun.

Uji Kesiapan Operasi, Prajurit Puspenerbal TNI AL Gelar Latihan Terbang Malam

“Tayang 11 Agustus momen perayaan HUT Indonesia di film ini ada muatan kearifan lokal,” ungkap Produser, Penulis dan ide cerita, Amanda Latif, dalam press conference di XXI Epicentrum Jakarta, Senin 8 Agustus 2022.

Konpers Film Jo Sahabat Sejati

Photo :
  • VIVA/ Isra Berlian
Prabowo Subianto Minta Maaf Karena Nakal: Saya Minta Maaf ke Senior Karena Bikin Repot

Diungkap Amanda, selain mengandung muatan kearifan lokal, film ini juga mengangkat muatan sejarah TNI yang mana direpresentasikan dalam sebuah adegan pentas drama mengenai perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman.

“Film ini ada muatan sejarah TNI yakni Jenderal Sudirman ketika HUT tetap pilih berada di pasukan kita gambarkan drama panggung sejarah kemerdekaan, dalam percakapan antara Jenderal Soedirman dan Presiden Soekarno,” ujar dia.

Sementara itu, menjelaskan unsur sejarah ini pihaknya juga berkoordinasi dengan pusat sejarah TNI.

“Penulisan skenario unsur TNI dialog beliau dengan Soekarno untuk detail sejarah itu saya diskusi dengan kepala pusat sejarah TNI jadi pada saat itu diskusi saya ditemukan dengan ahli sejarah,” kata Amanda Latif.

Amanda Latif juga mengungkapkan bahwa penting melakukan diskusi ini agar tidak ada kesalahan dalam muatan sejarah di film ini.

“Masuk dalam adegan pentas seni saya ga mau ada kesalahan dalam muatan sejarah,” jelas Amanda Latif.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya