7 Rekomendasi Film Tentang Difabel, Isi Cerita Sangat Menginspirasi

VIVA Showbiz – Menonton film tentang difabel bisa menjadi pilihan ketika kamu merasa hilang motivasi. Kehadiran film tentang kaum difabel ini diharapkan memotivasi penonton untuk lebih optimistis dan menjalani hidup.

Hal tersebut tak terlepas dari perjuangan dan kegigihan yang ditampilkan para penyandang disabilitas dalam film-film ini. Keterbatasan tak membatasi mereka untuk berkarya dan melakukan banyak hal.

Berikut rekomendasi film yang memotret tentang kehidupan kaum difabel yang bisa kamu tonton. Bahkan beberapa diangkat dari kisah nyata.

1. The Theory Of Everything (2014)



The Theory of Everything

Photo :

• Universal Pictures

The Theory Of Everything adalah film biografi dari kehidupan seorang fisikawan Inggris terkenal, Stephen Hawking. Berkat pengemasan cerita yang menarik, film ini ditayangkan di Festival Film Internasional di Toronto pada 2014.

Film ini menceritakan tentang kehidupan seorang jenius Stephen Hawking yang terkena penyakit Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS) di usia 21. Meskipun diagnosis penyakit berat, Stephen tidak menghentikan langkahnya menjadi pemikir ilmiah dan berperan dalam kemajuan sains.



Ray 2004

Photo :

• Istimewa

Dibintangi pemenang penghargaan Oscar Jamie Foxx, Ray adalah film biografi yang menampilkan penyanyi, penulis lagu legendaris, Ray Charles.

Film ini menceritakan tentang Ray yang kehilangan penglihatannya di usia 7 tahun akibat penyakit glaukoma, dan butuh perjuangan besar untuk mengembangkan diri tentang bakat bermusiknya yang biasa.



Walk, Ride, Rodeo

Photo :

• Istimewa

Film Walk, Ride, Rodeo merupakan cerita pengalaman nyata pembalap radeo barel Nasional Amerika, Amberley Snyder. Pada usia 19 tahun, ia mengalami kecelakaan mobil yang mengakibatkan hancurnya tulang belakang sehingga melumpuhkan dari pinggang ke bawah.

Meskipun divonis lumpuh oleh dokter, Amber tidak pernah menyerah dan terus berusaha melanjutkan perjalanannya dan aktif kembali.



Crip Camp

Photo :

• Netflix

Rekomendasi film tentang difabel berikutnya berjudul Crip Camp, sebuah film dokumenter dari perusahaan produksi Barack dan Michelle Obama, Higher Ground Productions.

Film ini sebuah kamp untuk kaum disabilitas, Camp Jened, yang menyambut kedatangan para penyandang disabilitas baru pada 1950-1970-an di Catskills Amerika Serikat.



Para pemain film The Peanut Butter Falcon

Photo :

• Instagram @peanutbutterfalcon

Peanut Butter Falcon merupakan film independen terlaris pada 2019 yang dibintangi oleh Shia LaBeouf dan Zack Gottsegen. Film bergenre drama ini menceritakan tentang persahabatan, kesabaran, dan perjuangan mengejar mimpi.

Cerita berawal dari seorang pria yang mengidap down syndrome bernama Zak yang mengejarnya menjadi seorang pegulat profesional. Dalam perjalanannya, terdapat begitu banyak hal yang harus dilakukan dan dihadapi, tetapi ia tetap pantang menyerah dan tetap teguh pada keyakinannya.



The Fundamental of Caring

Photo :

• Istimewa

Diadaptasi dari buku populer karya Jonathan Evison, The Fundamental of Caring merupakan sebuah film drama yang dibintangi oleh Paul Rudd, Craig Roberts, dan Selena Gomes.

Ditayangkan perdana di Sundance Film Festival 2016, film ini menyuguhkan tentang pergumulan seorang penulis yang mengalami kebuntuan alias writer's block. Kemudian memutuskan untuk menjadi salah satu pengasuh dari seorang pemuda yang mengidap penyakit kelumpuhan Duchenne Muscular Dystrophy.



A Quiet Place

Photo :

• Paramount Pictures

Film horor fiksi A Quiet Place yang dibintangi John Krasinski, Emily Blunt, dan Millicent Simmonds ini menceritakan tentang sebuah keluarga yang menjalani kehidupan dengan keheningan dan mencoba hidup menggunakan pendengaran mereka.

Film ini menarik perhatian karena selain menampilkan tokoh tunarungu, mereka memasukkan bahasa Inggris Amerika (American Sign Language/ASL) sebagai cara komunikasi antarpemain dalam filmnya.

Halaman Selanjutnya

Film ini menceritakan tentang kehidupan seorang jenius Stephen Hawking yang terkena penyakit Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS) di usia 21. Meskipun diagnosis penyakit berat, Stephen tidak menghentikan langkahnya menjadi pemikir ilmiah dan berperan dalam kemajuan sains.