Berani Banget! Ini 3 Sindiran Sinetron 'Para Pencari Tuhan' untuk Wapres Gibran dan Pemerintah
- Istimewa
Jakarta, VIVA – Sinetron ‘Para Pencari Tuhan’ kembali hadir menemani bulan Ramadan 2025 dengan jilid ke-18 yang berjudul Dunia Sementara, Coy!.
Sejak tayang perdana pada 2007, sinetron ini telah menjadi ikon Ramadan yang setia menemani waktu sahur masyarakat Indonesia. Episode perdana jilid terbaru ini tayang pada 1 Maret 2025 pukul 02.30 WIB di salah satu stasiun TV swasta.
Namun, yang menarik perhatian kali ini adalah keberanian sinetron religi ini menyisipkan sindiran tajam terhadap kebijakan pemerintah dan Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka. Tiga sindiran ini menjadi perbincangan hangat di media sosial. Simak lebih lanjut!
1. Kekhawatiran soal Umur Muda Wapres
Wakil Presiden Indonesia Gibran Rakabuming Raka
- dok Setwapres
Dalam salah satu episode, terjadi percakapan antara Pak Jalal dan Bang Jack yang langsung menyita perhatian penonton. Pak Jalal menyuarakan kekhawatirannya tentang kemungkinan wakil presiden yang masih muda menggantikan presiden jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
"Presiden kita kan udah tua, nanti kalau mati gimana? Presiden kita kan nanti ada gantinya tuh, nanti yang ganti wapresnya. Wapres kita kan masih muda, belum 40 tahun," ucap Pak Jalal.
Bang Jack pun merespons dengan bijak, mengingatkan bahwa kematian tidak mengenal usia, sambil menyelipkan doa yang sarat makna.
"Mati itu nggak harus nunggu tua dulu atau mesti sakit dulu, yang muda dan yang sehat juga bisa mati duluan. Pak Jalal berdoa aja, seperti yang Rasulallah SAW ajarkan pada kita. Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari pemimpin yang kekanak-kanakan, dari pemimpin yang bodoh," jawab Bang Jack.
Dialog ini sontak dikaitkan dengan kondisi politik saat ini, di mana Presiden Prabowo Subianto berusia 73 tahun, sementara Wapres Gibran baru berusia 37 tahun.
2. Kritik Naturalisasi Pemain Timnas
Emil Audero, Dean James, Joey Pelupessy sah jadi WNI
- Instagram @hendrianayadi
Episode lain memperlihatkan tokoh Pertiwi yang mengungkapkan keresahannya kepada temannya, Bumi, tentang kebijakan naturalisasi pemain tim nasional sepak bola Indonesia.
"Gua sedih lihat sepak bola Indonesia, terlalu sering naturalisasi, padahal warga Indonesia kan banyak, harusnya mereka bisa nemuin yang jago main bola," keluh Pertiwi.
Meski naturalisasi membawa pengalaman berharga dari liga luar negeri, Pertiwi merasa hal ini bisa menghambat peluang pemain muda lokal untuk berkembang. Ini seolah menyentil kebijakan yang sering diperdebatkan publik terkait masa depan sepak bola nasional.
3. Sindiran Nama Fufufafa
Sindiran paling tajam muncul saat Pertiwi dan Bumi bertemu dengan tiga anak kecil yang sedang bermain bola. Uniknya, ketiga anak itu bernama Fufu, Fafa, dan Fofo.
"Fufu, Fafa, Fofo kalian harus jadi pemain bola yang hebat, biar bisa main di piala dunia," ujar Pertiwi.
"Jangan sampai gedenya jadi buzzer yang kerjanya cuma memecah belah bangsa," timpal Bumi.
Nama Fufufafa kembali mengingatkan publik pada sebuah akun Kaskus yang pernah memicu kontroversi. Akun tersebut diduga milik Wapres Gibran dan menjadi sorotan karena cuitan lawasnya yang kerap menyindir Presiden Prabowo Subianto.
Fufufafa pertama kali menarik perhatian publik setelah sebuah akun X mengungkap jejak digital berisi penghinaan terhadap Prabowo dan putranya, Didit Hediprasetyo. Namun, hingga kini, identitas asli pemilik akun Fufufafa masih menjadi misteri dan belum dapat dipastikan kebenarannya.