Pengakuan Mengejutkan Mariah Carey, Idap Gangguan Bipolar

Mariah Carey
Sumber :
  • REUTERS/Stephanie Keith

VIVA – Penyanyi pop asal New York, Amerika Serikat, Mariah Carey, mengakui dirinya menderita gangguan bipolar.

Suka Halu Dicintai Orang Lain? Hati-Hati Gejala Gangguan Mental Erotomania

Dilansir dari Reuters, Mariah mengatakan, kepada People bahwa dia didiagnosis menderita bipolar sejak tahun 2001 silam. Diagnosa itu datang ketika dia dirawat di rumah sakit karena mengalami depresi secara emosional dan fisik saat masa-masa penggarapan film Glitter.

Mariah pun menyangkal apa yang dideritanya sejak saat itu. Hingga kini, dia baru bisa menerima dan akhirnya mengonsumsi obat untuk meredakan gejala bipolarnya tersebut.

Begini Ciri-Ciri Artis yang Disuruh Menjauhi Marshanda karena Bipolar

"Saya hidup dalam penyangkalan dan isolasi, serta dalam ketakutan yang terus menerus bahwa seseorang akan mengekspos saya. Beban ini terlalu berat untuk dibawa dan saya tidak bisa melakukannya lagi," ujar Mariah sebagaimana dilansir dari Reuters.

Mariah mengatakan, saat ini dia tengah mengonsumsi obat untuk gangguan bipolar II, yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang tidak terlalu berat, antara depresi dan hiperaktif.

Marshanda Ungkap Ciri-ciri Artis yang Disuruh Menjauhinya

"Untuk waktu yang lama saya pikir saya mengalami gangguan tidur yang parah. Tapi itu bukan insomnia normal dan saya terjaga untuk menghitung domba. Saya hanya memilih bekerja, bekerja, dan bekerja. Saya mudah marah dan selalu takut mengecewakan orang lain. Ternyata saya sedang mengalami bentuk mania. Pada momen-momen tertentu, saya bahkan sampai memukul dinding,” ujarnya.

Mariah Carey

Meski demikian, Mariah mengaku saat ini dia tengah minum obat yang tidak membuatnya merasa terlalu lelah atau lamban. Apalagi, saat ini dia pun sedang mengerjakan album baru yang akan keluar akhir tahun ini.

“Saya berada di tempat yang sangat baik sekarang, di mana saya merasa nyaman mendiskusikan perjuangan saya terhadap gangguan bipolar II ini. Saya berharap kita bisa sampai ke tempat di mana stigma itu dicabut dari orang-orang yang mengalami sesuatu sendirian,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya