Main Film Soal Bullying, Maxime Bouttier Ternyata Pernah Dibully

Maxime Bouttier
Sumber :
  • VIVA.co.id/Putri Nur

VIVA – Film Serendipity yang akan tayang pada 9 Agustus 2018 mendatang berkisah tentang Rani yang diperankan oleh Mawar Eva De Jongh, pelajar Sekolah Menengah Atas alias SMA yang terpaksa menjadi lady escort. Dia melakukan itu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Pelajar SD di Simalungun Jadi Tersangka Kasus Perundungan, Ini Penjelasan Polisi

Profesinya itu pada akhirnya diketahui oleh sang kekasih, Arkan (Kenny Austin), dan seluruh teman di sekolahnya. Seketika Rani pun menjadi obyek bully di kelas dan sekolahnya.

Namun, ketika bertemu dengan Gibran (Maxime Bouttier), anak baru di sekolah tersebut, Rani akhirnya kembali bersemangat karena dukungan yang terus diberikan Gibran. Maxime, yang ditemui saat Media Screening and Conference film Serendipity mengatakan bahwa film ini memang mengangkat isu bullying yang sedang marak terjadi.

Marak Kejadian Perundungan, Kemenkes Lakukan Skrining Kesehatan Jiwa Pada Calon Dokter Spesialis

"Ini film remaja yang ngangkat isu bullying, jadi kita kasih lihat konsekuensi dan aksi reaksi anak yang kena bully-an dan menurutku itu sangat menarik karena sangat relatable sama zaman sekarang," ujarnya di kawasan Senayan, Jumat malam, 3 Agustus 2018.

Skandal Baru! Aktris Money Heist Korea Jeon Jong Seo Dituding Terlibat Bullying

Dalam film yang diadaptasi dari novel berjudul serupa, karya Erisca Febriani itu sekaligus ingin menyampaikan pesan agar jangan mudah terpengaruh dengan berita yang belum diketahui kebenarannya.

"I think jangan judge book by its cover. Jangan cuma nilai dari gosip-gosip, karena di film ini kan tokoh utama kena bully karena hoax dari orang lain. Jadi jangan nilai orang secepat itu sampai kita dengar dari orangnya sendiri," kata Maxime.

Rupanya, kekasih Prilly Latuconsina ini juga pernah mendapatkan bully saat dirinya pindah sekolah di jenjang SMP. Sebab penampilannya dinilai tak sesuai dengan sekolah bertaraf internasional.

"Pas SMP aku pernah di-bully, pas datang ke sekolah yang baru. Karena aku dari sekolahan Prancis international yang little bit hippie, terus aku datang ke sekolahan yang big in large city, dan aku outsider, soalnya aku waktu itu pakai celana agak tinggi. 'Ih kok celana dalamnya kelihatan di luar', gitu-gitu," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya