Iko Uwais Lebih Suka Perankan Tokoh Antagonis

Iko Uwais.
Sumber :
  • VIVA/Yasmin Karnita

VIVA – Berperan dalam film Stuber, Iko Uwais kembali tampil sebagai pemeran antagonis. Dalam film bergenre aksi komedi itu, suami Audy Item ini berperan sebagai Tedjo, seorang penjahat yang menjadi target sasaran dari polisi bernama Vic (Dave Bautista).

Netflix Garap Remake The Raid, Gandeng Sutradara Hollywood

Ini bukan kali pertama pria berusia 36 tahun itu memerankan karakter penjahat, khususnya dalam film garapan Hollywood. Dianggap sebagai tantangan, Iko mengaku tidak khawatir apabila peran demikian melekat pada dirinya.

“Saya untuk masing-masing karakter tidak terlalu khawatir ya dengan imej yang orang lihat dalam film. Semua orang sudah lihat film saya di Merantau, The Raid, dan lain-lain di Indonesia. Ada beberapa film di luar negeri saya yang antagonis. Bagi saya itu tantangan, tidak melulu saya memerankan karakter yang sama,” kata Iko dalam wawancara eksklusif film Stuber di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pada Selasa, 25 Juni 2019.

5 Artis Indonesia Sukses Main di Film Hollywood, Nomer 4 Gak Disangka

Tantangan berakting seperti itulah yang membuat pria bernama asli Uwais Qorny ini dapat mengeksplor lebih kemampuan yang ada dalam dirinya. Sebagai aktor, ia harus mampu memerankan berbagai macam karakter, agar tidak terkesan monoton.

“Itulah sebagai aktor harus ada tantangan, tidak memerankan satu karakter saja. Sebagai jagoan atau pahlawan harus bijaksana, jaga imej, dan sebagainya. Kalau opposite karakter (antagonis) yang pernah kita mainin atau bisa dibilang sering dimainin, itu tantangan buat saya, saya bisa eksplor apa yang ada di diri saya,” ujarnya.

Makin Eksis di Hollywood, Iko Uwais Jadi Villain di The Expendables 4

Menurutnya, berperan sebagai tokoh protagonis jauh lebih sulit ketimbang antagonis. Hal tersebut berkaitan dengan mengontrol emosi yang harus dilakukan ketika menjadi karakter jagoan atau pahlawan. Iko sendiri menyukai peran sebagai antagonis lantaran ia dapat meluapkan segalanya, tanpa harus ada yang ditahan.

“Jiwa liarnya saya ingin keluar, tapi tidak bisa di protagonis. Pas di antagonis, gestur dan body language bisa dieksplor lagi. Kalau antagonis apa aja kayaknya sah. Kalau protagonis apapun yang dikeluarkan, misal mau liar, lu harus tahan. Tapi, kalau antagonis dengan cara eksekusi fighting, berekspresi, berdialog, pasti otomatis itu lebih keluar dengan secara natural. Itu yang lebih saya suka,” ucap pria kelahiran tahun 1983 itu.

Terlepas dari sekian banyak karakter yang sudah pernah ia perankan, Iko tidak pernah muluk-muluk. Ia tidak mengejar target tertentu atau menginginkan tokoh yang spesifik.

“Kalau buat masalah karakter itu sih apa ya saya enggak begitu berambisi untuk mengejar salah satu karakter ataupun mengejar cita-cita. Cuman yang pernah saya bilang, kalau misalkan cita-cita, saya lebih mengikuti arah perjalanan air saja sih. Kalau ada tawaran segala macam, ya saya kerjakan,” tuturnya.

Sekaligus menjawab desas-desus bahwa dirinya mendapat tawaran peran dari studio Marvel, Iko menyebutkan belum ada kesempatan itu, “Belum ada (tawaran dari Marvel),” tutupnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya