- VIVA/Wahyu Firmansyah
VIVA – Ariel Tatum menyampaikan jika dirinya salah satu penderita Borderline Personality Disorder (BPD) atau kepribadian ambang akut yang menyebabkan dia sulit melakukan kegiatan dan menjalin hubungan dengan orang lain.
Hal itu dirasakan oleh Ariel sejak dirinya berusia 13 tahun. Setelah merasa ada yang berbeda dari tubuhnya, dia langsung berusaha mencari psikolog yang bisa membantu menjawab apa yang terjadi pada dirinya. Selama pencarian psikolog itu ternyata keluarga Ariel tidak ada yang mengetahui apa yang sedang dilakukannya.
"Aku pertama kali cari psikolog untuk diriku sendiri di usia 13 tahun. Aku cari sendiri, ngumpet-ngumpet dari orangtuaku. Saat itu aku udah punya uang jajan sendiri, aku cari-cari tahu," ujar Ariel di Jakarta Pusat, Sabtu, 19 Oktober 2019.
Dia bilang, awalnya pergi ke klinik. Bahkan dia sudah mengunjungi lima psikolog, namun tak menemukan jalan keluar. Hal itu justru menambah pikirannya hingga dia melukai diri sendiri.
"Aku baru cerita itu, kok udah didiagnosa. Aku stres sendiri, terus cari di google tapi keluarnya menakutkan. Akhirnya aku berhenti beberapa saat. Aku mulai suka lukain diriku sendiri di tempat yang orang enggak tahu, enggak bisa lihat. Di situ, aku tahu harus cari bantuan lebih profesional lagi," tuturnya.
Akhirnya saat duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), Ariel menemukan dokter yang cocok untuknya. Dia pun kembali merasa nyaman dan memiliki semangat untuk memperbaiki dirinya.
"Sampai akhirnya pas aku SMA, aku cari dokter lagi, ada dua dokter, abis itu aku pindah ke sanatorium, di situ akhirnya ketemu Prof. Sasanto, sesepuh yang di sanatorium, aku ngerasa nyaman, bertahun-tahun di situ. Aku merasa bangga sama diriku sendiri karena punya self aware yang cukup tinggi," ujar dia.
Meski telah membuat seminar, Ariel mengaku dirinya belum sembuh. Dia bilang masih terus mengonsumsi obat agar tetap merasa tenang.
"Aku bikin ini bukan bilang karena aku udah sembuh, it's a constant battle, tiap hari harus berjuang, masih minum obat terus. Menurut aku, kita semua harus ada kesadaran yang lebih tinggi untuk diri kita sendiri," ucapnya.
Namun tepat tiga tahun lalu, akhirnya Ariel bertemu dengan Dr. Liza Marielly yang merupakan psikolog sekaligus hypnoteraphist. "Dari 13 tahun aku cari psikolog tapi baru nemu yang tepat dari 3 tahun belakangan," pungkasnya.
