- reporter
VIVA – Penyanyi muda Betrand Peto terus mendapat cacian di media sosial, bahkan Ruben Onsu, ayah angkatnya, mulai bertindak. Ruben yang sebelumnya tak berani menyebutkan apa cacian yang disampaikan oleh netizen kepada Betrand, kini berani terbuka.
Salah satu akun yang dilaporkan oleh adik Ruben, Jordi Onsu, dan manajer Betrand, Terry Suhendar, adalah akun yang memberikan ancaman cukup parah, yaitu ingin membelek perut dari putra Ruben Onsu itu.
"Mau ngebelek mulut eh, perut Betrand. Dari salah satu pemilik account dan dia paling galak, paling ngeri buat saya," ucap Ruben Onsu di Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dit Reskrimsus) Polda Metro Jaya, Selasa, 28 Januari 2020.
Ruben pun mengaku mendapatkan informasi itu dari pihak manajemen Betrand Peto, sebab ia tidak pernah menggunakan Facebook di mana banyak akun yang menghujat putranya.
"Tentang kasus ini saya malah tahu dari manajemennya. Gue juga enggak main Facebook, ngelink aja dari Instagram apa yang gue upload yang ngelink sendiri ke Facebook tapi kalau main itu enggak. Jadi gue enggak tahu. Jadi ada beberapa akun yang dilaporkan dari FB dan IG," katanya.
Betrand pun hingga saat ini belum mengetahui akun-akun yang menghujat dirinya, sebab Ruben sangat membatasi putranya untuk bermain di media sosial Instagram maupun Facebook.
"Oh dia sama sekali tidak tahu. Banyak orang yang bilang Betrand harus udah dikasih tahu, gini gini, jika ada yang menemukan komen itu ya mungkin mereka pelakunya, karena saya orangtuanya yang tau, saya yang tau kapan anak ini siap bermain sosial media dan ini mungkin bisa jadi pembelajaran yang baik buat semua orangtua wajib memegang akun Instagram dan password anak yang usianya masih di bawah umur," ujar Ruben lagi.
Betrand Peto, putra angkat Ruben Onsu dan Sarwendah, memang sering jadi bahan olok-olok warganet. Tak tinggal diam, Jordi Onsu dan manajer Betrand, melaporkan sejumlah akun Instagram dan Facebook yang diduga mengubah foto wajah Betrand dengan binatang.
Beberapa akun media sosial tersebut dilaporkan dengan berkas nomor LP/7253/XI/2019/PMJ/Dit. Reskrimsus dan diduga melanggar pasal 27 ayat 3 UU ITE juncto pasal 45 ayat 3 UU RI Nomor 19 Tahun 2016.
