Pidi Baiq Buat Marsha Timothy Kenang Masa Kecil

Marsha Timothy
Sumber :
  • VIVA/Aiz Budhi

VIVA – Aktris Marsha Timothy terkibat dalam Sandiwara Sastra. Marsha berperan sebagai Helen yang diambil dari novel karya Pidi Baiq berjudul Helen dan Sukanta. Karya sastra tersebut diubah menjadi bentuk suara dan disiarkan melalui podcast.

20 Tahun Terpisah, Dina Lorenza-Marsha Timothy Ketemu di Menolak Talak

Marsha akan beradu peran dengan suaminya, Vino G Bastian yang berperan sebagai Sukanta. Dalam peran tersebut, Marsha menggunakan beberapa kosa kata Belanda.

“Kalau untuk Helen ada beberapa kata yang menggunakan bahasa Belanda, untuk menjelaskan dia memang seorang Belanda yang lahir di Bandung dan besar di sana,” kata Marsha saat jumpa pers secara virtual, Senin, 6 Juli 2020.

Cerita Marsha Timothy Ribetnya Syuting Film Saat Pandemi COVID-19

Marsha memang memiliki darah Belanda. Ia mengerti namun tidak bisa menguasai. Ibunda Marsha selalu memintanya menguasai bahasa tersebut namun tidak pernah bisa.

“Setiap hari dipaksa ibu saya ngomong tapi saya enggak bisa dari dulu,” ujarnya.

Pengalaman Marsha Timothy Pertama Kali Main Film Horor

Bermain dalam sandiwara tersebut memiliki nilai sentimentil terhadap Marsha. Ia teringat masa kecil dan mendiang kakeknya yang dari Belanda namun cinta terhadap Indonesia.

“Cerita ini buat saya pribadi ada nilai sentimentilnya, karena nenek-kakek saya, ceritanya kurang lebih seperti Helen,” ujar Marsha.

Kakeknya telah bertahun-tahun tinggal di Indonesia namun harus kembali ke Belanda. Di penghujung hayatnya, kakek Marsha ingin kembali ke Indonesia.

“Kakek saya sudah tinggal puluhan tahun di Belanda, ketika sakit dan menjelang meninggal itupun inginnya dibawa ke sini, meninggal di sini. Saya kayak bisa relate dengan perasaannya Helen,” ujar Marsha Timothy.

Baca juga: Cerita Iqbaal Ramadhan Jadi Burung Perkutut

Sandiwara Sastra merupakan bentuk inovasi dan bagian dari program Belajar dari Rumah di masa pandemi COVID-19. Alih wahana karya sastra Indonesia ke dalam medium audio ini ditujukan untuk memperkenalkan dan menghidupkan kembali karya-karya sastra Indonesia.

“Sastra menempati posisi penting dalam pemajuan budaya dan pembentukan karakter bangsa,” ujar Mendikbud Nadiem Makarim.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya