Pengalaman Sarah Dee Rawat Kekasihnya El Ibnu, Jadi Sering Nangis

Vokalis band Elkasih, El Ibnu
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Vokalis band Elkasih, El Ibnu masih berjuang melawan penyakit stroke. Hingga saat ini, El Ibnu masih menggunakan kursi roda dan ditemani oleh pengasuhnya.

Sadis! Suami Bakar Istri di Jayapura Gara-gara Sakit Stroke

Pengasuhnya menyebut, El Ibnu pertama kali kena stroke ketika sedang berada di Maroko pada tahun 2015 lalu. Setelah itu, El Ibnu terserang stroke sampai tiga kali.

Sarah Dee, sang kekasih ikut membantu merawat El Ibnu. Dia mencurahkan isi hatinya ketika menghabiskan waktu untuk merawat sang kekasih, El Ibnu. Selengkapnya di sini.

Polisi Ungkap Detik-detik Penemuan Ibu dan Anak Tewas Dalam Rumah di Cilandak Jaksel

Tak dimungkiri, Sarah sering menangis berjam-jam di dalam kamar mandi untuk meluapkan emosinya.

"Pasti sulit ya, karena kan Bang El mudah mengalami perubahan mood. Ya, paling untuk meluapkan emosi, nangis di kamar mandi," kata Sarah Dee belum lama ini.

Kaya Protein Hingga Cegah Stroke, Jangan Lupa Masukkan Seafood ke Menu Ramadhan

Belum lagi, luka masa lalu saat dirinya dan El Ibnu berpisah, kadang suka kembali muncul dalam ingatannya. Emosi yang tak bisa dikontrolnya itu, kadang membuatnya menderita.

Sarah mengaku beruntung setelah dirinya dipertemukan dengan Caezarro Rey Abishur, seorang ahli Tension Releasing Technique. Caezarro atau yang akrab disapa Rheo itu bisa melenyapkan fobia dan trauma hanya dalam durasi pendek sekitar 60 menit.

Hanya dengan menarik dan membuang napas, dirinya merasakan ketenangan yang belum pernah dirasanya selama ini.

"Benar-benar plong. Awalnya aku udah pasrah dan menyerahlah untuk ke tempat-tempat perbantuan seperti psikolog, psikiater sampai profesor," ujar Sarah.

Tak hanya Sarah, Rheo juga membantu melepaskan emosi El Ibnu, yang masih kecewa dan kesal dengan label musik yang tidak membayar royalti kepadanya. Treatment yang dilakukan Rheo ini memang langka, bisa melapas phobia dan trauma hanya dalam hitungan menit dan efeknya pun permanen.

"Emosi bukan untuk dikendalikan, mengapa sistem ini bisa dilakukan dalam kurang dari 60 menit? karena kita membuang emosi dari akarnya, bukan berusaha untuk mengendalikannya," tutur Rheo menjelaskan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya