Deddy Corbuzier Minta Maaf Soal Santri, Ustaz Yusuf Mansur Buka Suara
- dok.ist
VIVA – Presenter sekaligus YouTuber, Deddy Corbuzier melayangkan permintaan maaf yang mengomentari video para santri menutup telinga saat mendengar musik. Bapak satu anak itu mengaku, dirinya tidak tahu jika para santri tersebut sedang menghapal Alquran.
Ustaz Yusuf Mansur, turut mendukung dan memuji tindakan Deddy. Melalui akun Instagram pribadi, pendakwah itu mengatakan tindakan Deddy sudah benar karena mau mengakui kesalahannya.
"Bener, ini bagus bener, udah aja minta maaf ngaku salah. Pastinya banyak salahnya, banyak alpanya, banyak kurangnya, banyak lemahnya, banyak ga taunya, banyak ga ngertinya. Setuju sama ji dedi," tulis @yusufmansurnew di Instagram sambil mengunggah video permintaan maaf Deddy Corbuzier, dikutip VIVA, Selasa 21 September 2021.
Lebih lanjut, Yusuf Mansur mengatakan, dia malah ingin belajar dari Deddy Corbuzier. Melalui tulisannya, Yusuf juga mengomentari bahwa para santri tersebut butuh konsentrasi saat menghapal Alquran, sehingga terpaksa menutup telinga.
Namun dia turut menjelaskan, ada juga ilmu yang mempelajari agar seseorang mampu menghapal Alquran meski di keramaian sekali pun.
"Tapi ada juga ilmu di dunia penghafal qur'an. Menghafal di keramaian, bukan di kesunyian. Belajar di keramaian, bukan di kesunyian. Banyak yg berhasil, sehingga ga peduli noise seberapa besar dan mengganggu, oke2 aja," kata dia.
"Ustadz Hartanto misalnya, ngafal asyik2 aja di bus, di kereta... padahal ramai, penuh, sesak, panas... alhamdulillaah. oke," sambung dia.
Terakhir, Ustaz Yusuf Mansur turut menyarankan alangkah lebih baik jika kita saling menerima dan mengingatkan.
"Salam buat semua. Jika saling menerima, saling mengingatkan bukan u saling menghancurkan, keren banget. Banyak hikmah, banyak pelajaran. Bismillaah walhamdulillaah. Dengan izin dan rahmat Alllah," tutup Ustaz Yusuf Mansur.
Langkah PBNU Persiapkan Santri Sukses Masuk PTN Favorit
PBNU resmi membuka kegiatan Santri Super Camp 2024 yang merupakan program beasiswa bimbel intensif selama 30 hari yang diikuti ribuan santri.
