Anisa Rahma Hamil Anak Kembar Lewat Program Bayi Tabung

Anisa Rahma dan Anindito.
Sumber :
  • Instagram @anisarahma_12

VIVA – Kabar bahagia tengah menyelimuti mantan personel Cherrybelle, Anisa Rahma dan suaminya, Anindito. Pada 17 Mei 2022, keduanya mengumumkan kehamilan anak pertama mereka.

Olivia Alan Ungkap Sempat Keguguran 3 Kali, Kini Istri Denny Sumargo Akhirnya Hamil

Setelah menikah 4 tahun, tepatnya pada 16 September 2018, Anisa Rahma dan Dito berhasil mendapatkan momongan melalui program hamil dengan proses IVF atau bayi tabung. Anugerah yang didapat mereka pun berkali lipat dengan kehamilan bayi kembar.

Anisa Rahma yang didampingi Dito menceritakan, mereka pertama kali memutuskan melakukan program hamil sejak usia pernikahan 9 bulan.

Bisakah Pasien Endometriosis Hamil Tanpa Program Bayi Tabung? Begini Kata Dokter

“Kita sudah melakukan dua kali bayi tabung, sudah melakukan empat kali embryo transfer. Sudah berbagai macam hal kita lakukan dari tradisional, akupuntur, herbal sampai akhirnya ketahuan pengecekan HSG di 9 bulan pernikahan itu udah disuruhnya langsung bayi tabung,” ucap Anisa dalam keterangan pers yang diterima VIVA, Selasa 17 Mei 2022.

Perjuangan pasangan muda itu pun cukup panjang, bahkan sempat membuat mereka ingin menyerah.

First in History, IVF Breakthrough Could Revive Nearly Extinct Rhino

“Waktu kita ngejalanin bayi tabung pertama ke jarak bayi tabung kedua itu lumayan lama. Karena sempat gagal, merasa gagal terus kayak capek, pengen istirahat dulu. Hampir satu tahun lebih kita break. Akhirnya kita recharge semangat lagi pergi liburan, jalan-jalan dulu dan akhirnya move on dan bertemu dengan Bocah Indonesia,” lanjut Anisa.

Anisa Rahma dan Anindito jalani program bayi tabung.

Photo :
  • Istimewa

Kesabaran mereka pun berbuah manis dengan kehadiran anak kembar di kandungan Anisa. Selain itu, mereka juga selalu menyemangati satu sama lain selama berusaha mendapatkan momongan.

“Nggak cuman dari bahasa aja tapi juga dari tindakan kita sebagai suami juga turut menemani istri bersama-sama datang ke rumah sakit konsul, kontrol, beli obat. Jadi bukan cuman salah satu aja. Karena kan emang memiliki buah hati itu keinginan bersama,” ungkap Dito.

Dokter spesialis obgyn dr. Beeleonie, BMedSc, Sp.OG - KFER dari Pusat Fertilitas Bocah Indonesia (PFBI), yang mendampingi Anisa, menjelaskan bahwa kondisi yang dialami Anisa saat dilakukan pemeriksaan adalah kualitas embrio yang rendah, kedua saluran tuba non paten, dan juga ada polip rahim.

“Mereka pertama kali datang ke Bocah Indonesia itu sudah dengan riwayat gagal bayi tabung sebelumnya di center fertility yang lain. Jadi tentu saja kita harus mempelajari kasus ini dengan lebih teliti, kira-kira pernah salahnya di mana, kenapa kok bayi tabungnya sampai gagal," kata dr. Bee.

Dia menambahkan bahwa proses perbaikan kualitas sel telur dan sperma membutuhkan waktu kurang lebih tiga bulan sebelum kemudian dimulai proses stimulasi IVF.

"Kita coba untuk embryo transfer dengan natural cycle dan syukurlah dengan prosesnya selesai ini membuahkan kehamilan. Rasanya senang sekali membantu pasangan mewujudkan mimpinya, yakni menjadi orang tua,” jelas dr. Bee.

Anisa Rahma dan suami.

Photo :
  • VIVA.co.id/Finalia Kodrati

Sementara itu, dr. Androniko Setiawan, Sp.And selaku dokter yang menangani Anandito, menjelaskan bahwa hasil dari pemeriksaan sperma memiliki variasi cukup ekstrem dan terdapat kualitas yang kurang pada awal pemeriksaan.

“Langkah dan treatment yang dilakukan untuk Mas Anandito berjalan selama 2-3 bulan, dimulai dari perbaikan gaya hidup dengan mengatur olahraga dengan durasi dan intensitas yang baik, serta asupan yang berkecukupan. Disertai dengan adanya riwayat IVF dan dua kali embryo transfer yang belum berhasil menjadi tantangan lebih lanjut bagi tim embriologi dalam seleksi lebih lanjut embrio yang akan di transfer," urainya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya