- AP
VIVA Showbiz – Brad Pitt baru-baru ini mengungkap perjuangannya menghadapi gangguan prosopagnosia, secara umum dikenal sebagai 'kebutaan wajah' atau 'face blindness'.
Meski Brad Pitt mengatakan dia tidak pernah secara resmi didiagnosis dengan prosopagnosia, sebuah gangguan yang dikarakterisasikan dengan ketidakmampuan untuk mengenali wajah, dia belum lama ini mengatakan kepada GQ bahwa beberapa orang berpikir dia menjauh, terasing, tidak bisa dijangkau atau egois karena dia tidak bisa mengingat mereka.
"Tidak ada yang mempercayaiku! Aku ingin menemui yang lainnya," kata Brad Pitt kepada majalah itu.
Aktor peraih Oscar itu sebelumnya pernah membicarakan topik ini saat wawancara dengan Esquire di 2013.
Brad Pitt
- Instagram/onceinhollywood
Saat itu, dikutip dari laman ABC News, Pitt mengatakan kepada majalah itu bahwa dia lebih suka tinggal di rumah daripada keluar. "Kamu bertemu dengan banyak sekali orang. Dan kemudian kamu bertemu mereka lagi," katanya.
Mantan suami Angelina Jolie itu mengatakan bahwa dia punya kesulitan dalam mengingat orang bahkan ketika dia pernah mengobrol dengan mereka, dan dia akan mencoba melakukan hal agar orang berpikir dia mengingat mereka atau berharap mereka akan memberikan petunjuk atau beberapa konteks di mana dia mungkin mengenalnya.
"Begitu banyak orang membenciku karena mereka berpikir aku tidak menghormati mereka," kata sang aktor.
Dia mengungkap bahwa dia mencoba jujur dengan orang-orang dan menanyakan mereka di mana mereka pernah bertemu sebelumnya, tapi itu menjadi bumerang baginya.
"Itu hanya membuatnya semakin buruk. Orang-orang lebih tersinggung," tambahnya.
Pitt mengatakan dia tipe orang yang berterima kasih kepada siapapun yang menolongnya dalam situasi sosial. Tetap saja, dia mengatakan orang-orang menganggapnya egois atau sombong.
"Tapi itu misteri bagiku, bung. Aku tidak bisa mengenali wajah tapi aku datang dari sudut pandangan desain/estetik," katanya, menambahkan dia berencana untuk melakukan pemeriksaan.
Brad Pitt
- Instagram/adastramovie
Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke, bagian dari Institut Kesehatan Nasional Amerika Serikat, prosopagnosia diduga sebagai akibat dari ketidaknormalan, kerusakan atau gangguan pada bagian otak yang tampak mengkoordinasi sistem saraf yang mengendalikan persepsi wajah dan ingatan. Kondisi ini juga bisa diakibatkan stroke, cedera otak traumatis, atau penyakit neurodegeneratif tertentu.
Pada beberapa kasus, badan itu menyebutkan bahwa itu adalah gangguan kongenital, muncul saat lahir tanpa adanya kerusakan otak.
"Ada spektrum yang luas dari gejala yang bisa dialami seseorang dan keparahan di mana mereka terdampak dari ini," jelas Dr. Leah Croll, asisten profesor neurologi di Temple University Hospital, kepada Good Morning Amerika belum lama ini.
"Bagi sebagian orang, ini bisa jadi kesulitan kecil dalam mengingat nama orang dan menjaga dari orang asing. Dan bagi orang lain, ini bisa menjadi lebih parah seperti mereka punya masalah dalam mengenali teman dan keluarga mereka sendiri atau bahkan masalah mengenali refleksi wajah mereka sendiri," lanjutnya.
