Siapa Pussy Riot, Band Punk Wanita yang Terobos Final Piala Dunia

Pussy Riot di Final Piala Dunia 2018
Sumber :
  • REUTERS/Carl Recine

VIVA – Pertandingan babak kedua final Piala Dunia 2018 diwarnai insiden mengejutkan. Empat orang berpakaian polisi menerobos masuk ke lapangan dan membuat wasit harus menghentikan sejenak jalannya pertandingan sampai pihak keamanan menyergap mereka.

Legenda Timnas Indonesia dari Piala Dunia hingga Juara SEA Games Rayakan HUT PSSI

Band punk Rusia, Pussy Riot mengklaim bahwa mereka bertanggung jawab atas insiden tersebut. Melalui Twitternya, Pussy Riot menyebut, aksi mereka sebagai bentuk protes politik menuntut pemilihan yang adil.

Lalu, siapa Pussy Riot? Dibentuk pada tahun Agustus 2011, band ini punya belasan anggota. Dari laman Wikipedia disebut, setidaknya ada sekitar 15 orang yang menangani masalah teknikal seperti, syuting dan menyunting video yang mereka unggah ke internet. 

Geser Lionel Messi, Pemain Timnas Indonesia Ini Masuk Daftar Top Skor Kualifikasi Piala Dunia

Band feminis Rusia yang beraliran punk dan rock ini memang cukup kontroversial. Band ini kerap melakukan penampilan-penampilan yang dianggap profokatif, misalnya seks terbuka di museum biologi Moskow. Lirik-lirik pada lagu mereka pun bertemakan feminisme, penyeruan hak-hak LGBT, dan protes terhadap Vladimir Putin yang mereka anggap sebagai diktator. 

Di tahun 2012, tiga anggota Pussy Riot, yakni Nadezhda Tolokonnikova, Maria Alyokhina, dan Yekaterina Samutsevich, dipenjara dua tahun setelah melakukan pentas anti-Putin. Mereka dinyatakan bersalah karena melakukan holiganisme atau kekacauan yang dimotivasi oleh kebencian religius. Ketiganya dianggap sudah menyinggung perasaan penganut Ortodox.

Geser Malaysia dan Singapura, Rangking FIFA Timnas Indonesia Melesat

Pada tahun 2014, Alyokhina dan Tolokonnikova dinyatakan tak lagi sebagai anggota Pussy Riot. Namun, mereka tetap tampil sebagai bagian dari grup tersebut saat Olimpiade Musim Dingin digelar di Sochi. Dalam acara tersebut, grup ini diserang dengan cambuk dan semprotan lada oleh kelompok keamanan.

Sementara itu, di tahun 2016, Pussy Riot pernah merilis lagu Make America Great Again yang menyindir kemenangan Trump. Dia menggambarkan sebuah dunia dystopian atau kehancuran di masa mendatang akibat dipimpin Trump. Namun Rolling Stone menyebut, video mereka penuh dengan keceriaan, sangat kontras dari kebrutalan yang mereka maksud.

Shin Tae-yong, Pelatih Timnas Indonesia

Momen STY Dilempar Telur Kembali Viral Jelang Indonesia vs Korsel, Warganet: Buktikan Coach

Momen Shin Tae-yong (STY) dilempar telur kembali viral dan ramai diungkit warganet jelang pertandingan Timnas Indonesia vs Korea Selatan di perempat final Piala Asia U-23

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024