BTS Tersandung Kontroversi Nazi, Ini Kronologinya

Boyband BTS.
Sumber :
  • Facebook.com/pg/bangtan.official

VIVA – Belum lama ini boyband yang tengah populer di industri musik dunia, yakni BTS tengah tersandung sederet masalah hingga berujung kontroversi. Bukan soal sikap ketujuh pria tampan ini, namun soal pakaian yang mereka kenakan. 

Pengaruh Positif Fandom Idol BTS dalam Kegiatan Sosial

BTS menjadi sorotan publik dunia usai dugaan menggunakan simbol Nazi dalam kaus yang dipakai dalam pemotretan beberapa tahun lalu. Mengenai sederet kontroversi tersebut, agensi yang menaungi BTS, yakni Big Hit Entertainment pun memutuskan untuk  meminta maaf atas kontroversi yang melibatkan BTS. 

Berikut kronologi awal munculnya kontroversi yang melibatkan BTS hingga upaya permintaan maaf agensi, seperti dilansir dari laman Allkpop, Rabu 14 November 2018.

Omicron Seperti Lambang Nazi, Cek Faktanya

Menyinggung bom atom dan Nazi

Big Hit Entertainment mengungkapkan awal kontroversi tersebut muncul dikarenakan para anggota BTS terlihat mengenakan pakaian yang disebut menyinggung beberapa organisasi tertentu, seperti  bergambar bom atom, mengenakan topi dengan simbol Nazi saat pemotretan majalah di Korea, dan simbol bendera yang mengingatkan pada Nazi.

Kisah 9 Perempuan yang Selamat dari Tahanan Nazi

Klarifikasi pakaian

Usai mendapat komentar negatif karena dituduh menyinggung organisasi tertentu. Pihak agensi pun mengeluarkan klarifikasi yang sebenarnya. Big Hit Entertainment mengungkapkan BTS dan pihaknya sama sekali tidak menganggap perang atau bom atom sebagai main-main. 

“Kami menentang hal-hal ini, dan kami tidak punya niat untuk menyakiti mereka yang menjadi korban bom atom. Kami tidak akan memiliki niat seperti itu,” kata agensi. Big Hit juga mengaku tidak mendukung segala bentuk totalitarianisme, termasuk Nazisme, atau kelompok dengan tendensi politik radikal.

Permintaan maaf

Usai mendapat masalah dari pakaian tersebut, Big Hit Entertainment memutuskan untuk merilis permintaan maaf. 

“Ini permintaan maaf kami untuk masalah yang disebutkan di atas. Tentang item pakaian dengan citra bom atom, seperti yang kami nyatakan di atas, itu tidak dilakukan dengan maksud apa pun, dan kami telah menegaskan bahwa baju itu sendiri tidak diproduksi dengan maksud menyebabkan kerusakan pada korban bom atom,” tutur agensi.

Big Hit pun menambahkan, “Mengenai topi dengan simbolisme Nazi yang digunakan dalam pemotretan lama, seperti yang telah kami nyatakan di atas, itu tidak dilakukan dengan maksud apa pun. Pakaian dan aksesoris yang digunakan dalam pemotretan diberikan kepada kami oleh media,” tutur mereka.

Kontroversi bendera Nazi

Tak hanya soal pakaian saja, tetapi boyband yang dipimpin oleh RM itupun tersandung masalah saat mengisi sebuah konser di 2017 lalu. Pada saat itu BTS ikut memeriahkan acara ulang tahun dari musisi legendaris Seo Taiji. Namun, BTS lagi-lagi disebut menampilkan adegan yang berkaitan dengan bendera nazi. Mengenai hal itu, Big Hit Entertainment pun mengeluarkan pernyataan,

“Bendera dan gambar adalah karya seni kreatif yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan Nazi, dan pertunjukan itu dimaksudkan untuk mengkritik sistem pendidikan yang totaliter,” ujar agensi. 

Lebih berhati-hati

Atas sederet kasus yang menyeret nama baik BTS, pihak Big Hit Entertainment pun melakukan beberapa cara sebagai upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Salah satunya, Big Hit mengaku akan lebih berhati-hati sekaligus lebih cermat dalam melakukan tugasnya agar tidak kembali menyinggung beberapa pihak terkait. 

“Sekali lagi, kami ingin meminta maaf dengan tulus kepada mereka yang terluka akibat kegagalan Big Hit melihat masalah ini dengan hati-hati,” kata Big Hit Entertainment. 

Upaya penyelesaian masalah

Untuk menyelesaikan masalah yang sudah telanjur besar ini, Big Hit akan melakukan beberapa tindakan, seperti, pertama akan menghubungi Asosiasi Jepang dan Korea untuk Korban Bom Atom untuk menjelaskan dan meminta maaf atas luka yang disebabkan oleh masalah ini.

Kedua, Big Hit akan menghubungi Simon Wiesenthal Center, yang pertama kali mengangkat masalah ini, dan menawarkan surat permintaan maaf kepada mereka yang terluka oleh masalah ini. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya