- Ist
VIVA – Inspirasi bisa datang dari mana saja. Hal itu yang dirasakan penyanyi solo Denis Chairis. Ia mengeluarkan lagu baru yang berjudul Rindu dan Cinta yang diciptakan olehnya karena melihat kisah hidup para Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
"Waktu itu saya sedang show di Hongkong, disana kan banyak para para pekerja kita ya. Saya melihat langsung mereka lagi telepon sama pacar, suami dan anak-anak mereka. Mereka juga banyak cerita. Jadi memang lagu ini terisnpirasi dari kehidupan para TKI di sana," kata Denis dalam keterangan tertulisnya.
Lagu tersebut berkisah mengenai rasa rindu dan cinta yang terhalang oleh waktu. Lantas bagaimana proses kreatif di balik lagu tersebut? Baca artikel ini selanjutnya.
Denis Chairis sebelumnya berkarier melalui grup musik bernama Nirwana. Sejak 6 tahun lalu, ia memutuskan untuk keluar. Kini, Denis seperti memulai segala sesuatunya dari awal.
"Tantangan saat solo karier, saya harus berjuang sendiri untuk nge-shareke sosmed pun sendiri, ya intinya semuanya dilakukan sendiri, dan memulai lagi nama dari nol," katanya.
Denis berharap, lagunya tersebut bisa mewakili perasaan rindu setiap orang yang kini belum bisa dituntaskan dengan temu. Seperti diketahui, saat ini Pulau Jwa dan Bali menjalani PPKM Darurat guna menekan penyebaran COVID-19. Maka segala rindu harus ditahan untuk mereka yang berbeda tempat.
"Semoga lagu yang sederhana ini bisa disukai masyarakat luas dan mewakili rasa rindu dan cinta mereka yang sedang jauh sama orang yang mereka sayangi, sukses dan barokah. Amin," ujar Denis.
Meski pandemi COVID-19 masih melanda, Denis salah satu musisi yang tidak mau berhenti berkarya. Februari lalu, Denis Chairis lebih dulu merilis lagu Kau Curangi Aku. Kini, ia terus berkarya karena menikmatinya.
"Dari 2014 saya sudah memilih keluar dari Nirwana. Karena saya pengin nyaman dalam berkarir dan bermusik. Mungkin memang karena pada dasarnya saya menikmati sekali menjadi solois," ujarnya.
Abeliano Menyemangati Hati dengan Lagu Terbaru, Hoping You'll Be Mine
Proses pembuatan lagu ini dimulai oleh Abeliano sejak bulan Maret tahun sebelumnya.
