- Instagram @recordingacademy
VIVA – Kabar terbaru dari penyanyi Billie Eilish akan gelar konser virtual bertajuk Happier Than Ever: A Love Letter to Los Angeles bakal tayang perdana di Disney+. Konser tersebut akan menampilkan lagu dari album kedua Billi Eilish dari panggung Hollywood Bowl.
Menurut Disney, hal ini merupakan kali pertama dan satu-satunya film konser yang menampilkan daftar lagu lengkap secara berurutan.
Konser sinematik tersebut bakal tayang serentak di seluruh penjuru dunia lewat Disney+ Hotstar pada 3 September 2021 mendatang. Disney+ Original ini akan menyorot album terbaru dari Billie Eilish yang berjudul Happier than Ever.
Film ini disutradarai oleh Robert Rodriguez dan, Patrick Osborne, tayangan ini juga memperlihatkan animasi sebuah perjalanan mengagumkan dari kampung halaman Billie di Los Angeles. Tidak hanya itu, Happier than Ever: A Love Letter to Los Angeles juga menampilkan FINNEAS, Los Angeles Children’s Chorus, Los Angeles Philharmonic yang dipimpin oleh Music & Artistic Director, Gustavo Dudamel.
Penyanyi kelahiran Los Angeles, California, Amerika yang berusia 19 tahun itu kian menegaskan dirinya sebagai salah satu artis terbesar yang hadir pada abad ke-21.
Album perdana Billie yang berjudul When We All Fall Asleep, Where Do We Go menempati tangga lagu No 1 di Billboard 200 di Amerika Serikat dan 17 negara lainnya di seluruh dunia sejak dirilis pada tahun 2019 lalu. Album tersebut juga berhasil menjadi album yang paling banyak diputar pada 2019. Billie juga mencetak sejarah sebagai artis termuda untuk menerima nominasi dan memenangkan semua kategori utama pada ajang penghargaan Grammy Awards yang ke-62.
Sementara itu album Billie “Happier Than Ever” akan dirilis pada 30 Juli. Lagu-lagu yang telah dia rilis sejauh ini yaitu, “NDA,” “Lost Cause” dan “Your Power” yang menggambarkan sebagian dari ceritanya, tetapi saat merekam Official Live Performance-nya, dia juga menawarkan untuk menjelaskan sedikit konteks di sekitar pembuatan rekaman.
Billie Eilish mengaku bahwa vokalis klasik Julie London, Frank Sinatra, dan Peggy Lee sebagai pengaruh pada apa yang dia harapkan menjadi "rekaman abadi" yang serbaguna namun kohesif.
