Efek Rumah Kaca Bicara Soal Popularitas dan Kancah Musik RI

band Efek Rumah Kaca
Sumber :
  • dok.ist

VIVA.co.id – Grup musik Efek Rumah Kaca, atau ERK, eksis sejak pertengahan dekade 2000-an. Lagunya dikenal unik dengan tema-tema seputar sosial dan kehidupan sehari-hari yang dikemas lewat genre pop.

Gagalkan Mega Proyek PLTA, Kallang Diganjar Penghargaan Lingkungan

Belum lama ini, ERK tampil di hajatan musik tahunan Soundrenaline 2017 bertempat di Garuda Wisnu Kencana, Bali. Bicara soal potensi, mereka berkata bahwa acara sejenis itu mampu menggiring talenta berbakat guna menunjukkan tajinya.

"Potensi lain, selain pop/rock, layak mendapat tempat. Senyawa talenta mendunia, kenapa enggak dapat tempat? Cocok sebagai sebuah alternatif tontonan supaya lebih kaya musiknya," ujar gitaris dan vokalis Cholil Mahmud kepada VIVA.co.id.

BEKRAF Akan Temui ERK Terkait Kejanggalan Harga Tiket

Di sisi lain, musik-musik underrated yang mendapat banyak kesempatan lain akan berujung pada popularitas yang segera meningkat. Teruntuk ERK, mereka tak mempermasalahkan jika suatu saat menjadi mainstream dan disukai segala lapisan.

"Lebih bahagia (kalau jadi mainstream) karena ibu-ibu bisa satu pikiran sama kita. Kalau ibu-ibu sudah suka, biasanya suka semua dan enggak ada masalah," kata penabuh drum Akbar Bagus Sudibyo, disambut tawa dari sekitar.

Ke SXSW, Efek Rumah Kaca Berangkat dengan Dana Mandiri

Terlepas dari wacana di atas, ERK sendiri enggan terlalu memikirkan kebutuhan asupan pasar seperti apa. Mereka ingin fokus berkarya dan mengeluarkan isi hatinya lewat media musik.

"Kami enggak pernah terlalu mikirin banget, kami fokus membuat lagu yang ingin kami bicarakan. Kalau ada ibu-ibu nyanyiin, mungkin bakal senang," tutur Cholil. (asp)

Ilustrasi emisi gas rumah kaca.

Kejar Target Tekan Emisi Gas Rumah Kaca Perlu Komitmen Seluruh Sektor

Pemerintah mentargetkan GRK ditekan sebesar di bawah 13,2 persen pada 2024. Hal itu perlu komitmen tidak hanya sektor energi.

img_title
VIVA.co.id
24 Oktober 2021