Batalkan Konser di Israel, Penyanyi Ini Dituduh Anti-Yahudi

Penyanyi Lorde
Sumber :
  • Instagram Lorde

VIVA – Sikap penyanyi asal Selandia Baru, Lorde, yang beberapa waktu lalu membatalkan konsernya di Tel Aviv, Israel, berbuah sejumlah kecaman yang menyebutnya sebagai seorang anti-Yahudi.

Lorde Siap Tampil di We The Fest 2018

Dilansir dari Dailymail, salah satu bentuk protes kepada penyanyi 21 tahun itu datang dari Shmuley Boteach, pendiri This World: The Values Network, yang sengaja memasang sebuah iklan besar di laman Washington Post pada akhir tahun 2017 kemarin.

Di halaman kelima Washington Post itu, dipasang sebuah iklan besar dengan gambar wajah Lorde, yang bertuliskan “Lorde and Selandia Baru menolak Syiria menyerang Israel”, sambil menyebut Lorde sebagai seorang anggota gerakan anti-Yahudi fanatik.

We The Fest 2018, Lorde Dipastikan Hadir di Jakarta

Dalam iklan itu, terdapat juga tulisan bernada sinis mengenai keputusan Lorde yang tetap menggelar konser di Rusia, sehingga dianggap sebagai dukungannya kepada Presiden Putin yang mendukung genosida di Syiria di bawah rezim Presiden Bashar Al-Assad.

“Selagi Lorde mengklaim peduli pada HAM, dia memilih untuk melanjutkan dua konser di Negara Putin, Rusia, meskipun dia (Putin) mendukung rezim genosida Presiden Syiria Bashar Al-Assad,” ujar kalimat tertulis dalam iklan tersebut, sebagaimana dilansir dari Dailymail.

Anti-Yahudi, Lorde Dapat Dukungan Ratusan Seniman

“Ayo boikot pemboikot dan beritahu Lorde dan teman-teman fanatiknya bahwa pembenci Yahudi tak punya tempat di abad ke-21 ini,” tertulis di kalimat lainnya dalam iklan tersebut.

Diketahui, Lorde yang seharusnya menggelar konser di Tel Aviv, Israel, pada Juni 2018 lalu, akhirnya membatalkan konsernya itu karena adanya tuntutan dan gerakan boikot Israel dari berbagai pihak.

Hal itu bahkan sampai memancing respon dari Itzhak Gerberg, Duta Besar Israel untuk Selandia Baru, yang mengatakan ingin bertemu Lorde untuk membahas soal keputusannya itu

“Aku mengundangmu (Lorde) untuk bertemu secara pribadi guna mendiskusikan Israel, pencapaiannya dan perannya sebagai satu-satunya (negara) demokrasi di Timur Tengah,” tulis Gerberg di laman Facebook Kedutaan Besar Israel.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya