SM Entertainment Tanda Tangan MoU dengan KAIST Untuk Riset Metaverse

SM Entertainment Jakarta
Sumber :
  • VIVA/Maria Margaretha Delviera

VIVA – SM Entertainment dan KAIST menandatangani perjanjian bisnis untuk riset metaverse pada tanggal 23 Juni 2021, di kantor pusat KAIST di Daejeon. Acara penandatanganan itu dihadiri oleh executive producer Lee Soo-man, CEO SM Entertainment Lee Sung-soo, dan presiden KAIST Lee Kwang-hyeong. 

Potret-potret Han So Hee Kencan dengan Ryu Jun Yeol di Hawaii

Melalui perjanjian ini, SM Entertainment dan KAIST berencana untuk: (a) bekerja sama teknis di bidang konten, artificial intelligence (AI), dan robot, (b) Melakukan proyek bersama yang terkait dengan produksi digital avatar, (c) Penelitian akademik bersama untuk culture technology (CT). Selengkapnya ada di sini. 

“Saya berharap imajinasi budaya SM Entertainment yang telah merebut hati orang-orang di seluruh dunia dapat bertemu dengan teknologi KAIST yang luar biasa dan menjadi produk kreativitas yang dapat berkontribusi pada pasar hiburan di masa depan serta pengembangan teknologi,” kata Presiden Lee Kwang-hyeong dalam keterangan tertulis yang diterima VIVA.

Pemasukan Devisa Bisa Bertambah, Indonesia Harus Contoh Korsel dan Thailand di Bidang Ini

Setelah penandatanganan, executive producer Lee Soo-man berhasil menarik perhatian dengan memberikan kelas spesial untuk para mahasiswa dan anggota KAIST dengan tema ‘Dunia Hiburan di Masa Depan di mana KAIST dan SM Akan Bersama’. 

Dalam kelas tersebut, executive producer Lee Soo-man berbicara mengenai pengalamannya sebagai first mover di industri hiburan Korea, “Sejak berdirinya SM Entertainment di bawah moto ‘Culture first, Economy next’, saya pergi ke dunia luar untuk menekankan pentingnya dampak budaya terhadap ekonomi,” kata Lee Soo-man.

Duduk Perkara 2 WNI Ditangkap Polisi Korsel Usai Dituduh Curi Teknologi Jet Tempur KF 21

“Kami fokus pada penciptaan pergerakan global, pergerakan yang berkelanjutan untuk mengumpulkan kekayaan nasional Korea, daripada hanya mengekspor hallyu melalui penjualan album dan drama,” katanya..

Selain itu, Lee Soo-man juga menegaskan bahwa culture technology (CT) merupakan dasar kompetensi yang membuat k-pop sebagai budaya global dan mengembangkan hallyu.

 “Saya pikir, CT seharusnya tidak berakhir di satu generasi, tapi harus membuat manual tertulis, menyebarkannya, dan meneruskannya ke generasi mendatang. Jadi, saya telah membuat teknologi saya sendiri untuk membuat konten berdasarkan pengetahuan dan pengalaman saya, yaitu CT, dan membuat sistem produksi yang sistematis,” kata Lee Soo-man.

“CT terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Penting bagi saya dan SM untuk memperhatikan teknologi baru dan terus berusaha mengintegrasikan budaya dan teknologi untuk menghadirkan pengalaman konten yang baru,” tutur dia.

--

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya