Perempuan kelahiran Wonogiri, 11 Agustus 1999 ini memilih kariernya di dunia olahraga. Awalnya, ia mendalami karate, namun belakangan ayahnya melihat bakat Gregoria ada di bulutangkis.
Dengan dorongan orangtua dan bakatnya, Gregoria memantapkan diri di bulutangkis. Selain itu, Gregoria juga terinspirasi oleh permainan bulutangkis dunia Taufik Hidayat.
Gregoria mengawali kariernya bersama PB Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat. Kemudian pada tahun 2013, ia dipanggil PBSI masuk Pelatnas Cipayung, Jakarta Timur.
Berkat latihan di Pelatnas, atlet dengan tinggi 164 cm ini meraih posisi runner-up tunggal putri pada perhelatan Malaysia International Challenge 2014.
Setelah itu, prestasinya semakin moncer. Gregoria berhasil juara pada ajang Singapore International Series dan Indonesia International yang diselenggarakan pada tahun 2015.
Namun, saat mengikuti Kejuaraan Asia tingkat Junior di Bangkok, ia hanya mampu menduduki posisi kedua.
Ia kemudian membalasnya di perhelatan Kejuaraan Dunia Junior BWF 2017 di Yogyakarta, dengan menyabet gelar juara dunia junior saat usianya menginjak 18 tahun.
Kemenangan ini sekaligus mengobati kerinduan Indonesia setelah 25 tahun gagal meraihnya di ajang junior dunia ini. Di final, Gregoria berhasil menumbangkan pemain Tiongkok Han Yue dengan skor 21-13, 13-21, dan 24-22.
Sejak itu, Gregoria mulai masuk bergabung dengan tim tunggal putri senior. Beberapa turnamen dan kejuaraan ia ikuti baik tingkat nasional maupun internasional .
Ia sempat meraih juara India Open Grand Prix Gold, dan juga peraih perunggu saat bertarung di SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Atas sejumlah prestasinya di tunggal putri, hingga 2019, Gregoria masuk peringkat 1 di nasional dan 15 di dunia. Indonesia berharap banyak kepadanya setelah era kejayaan Susi Santi belum tergantikan.(AC/DN) (Photo/PBSI)
Berita Terkait
China Open 2024 Bagai Neraka, Pebulutangkis Unggulan Bertumbangan
Bulutangkis
18 September 2024
Stasiun TV Swasta Sebut Medali Raihan Gregoria Mariska Giveaway
Video
12 Agustus 2024