Semua Jenis Vaksin Efektif Membentuk Antibodi Terhadap Virus COVID-19

Karyawan berjalan di dekat envirotainer berisi vaksin COVID-19 AstraZeneca saat tiba di kantor Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Senin malam, 8 Maret 2021.
Sumber :
  • ANTARA/Novrian Arbi

VIVA – Lebih dari 1,1 juta dosis vaksin Oxford-AstraZeneca telah tiba di Indonesia pada awal pekan ini. Vaksin AstraZeneca yang telah tiba ini merupakan bantuan internasional melalui skema Fasilitas COVAX. 

Hingga Mei 2021 nanti, Indonesia akan menerima total 11.704.800 dosis vaksin AstraZeneca melalui Fasilitas COVAX. COVAX adalah sebuah inisiatif global untuk memberikan akses setara bagi seluruh masyarakat di dunia mendapatkan vaksin COVID-19. COVAX di pimpin Global Alliance for Vaccines and Immunization (GAVI), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI).

Terkait dengan kehadiran vaksin dari AstraZeneca ini, dr. Elizabeth Jane Soepardi, MPH, pakar imunisasi mengatakan, “AstraZeneca yang kita dapatkan sekarang ini, bukan yang kita beli langsung ke pabriknya, jadi ini adalah pembagian dari aliansi di tingkat dunia, COVAX,” ujar beliau.

Selain lewat COVAX, Indonesia juga membeli vaksin AstraZeneca secara langsung sama ketika membeli Sinovac langsung ke Cina. Namun vaksin AstraZeneca yang di beli langsung ke perusahaannya belum datang. 

“Saat ini, negara-negara yang hendak membeli vaksin itu sedang berebut karena jumlah stok vaksin yang terbatas. Negara-negara yang mengharapkan dari bantuan, hanya mendapatkan 20% dari kebutuhan mereka. Masyarakat Indonesia harus bersyukur karena Pemerintah kita telah terlebih dahulu mengusahakan pengadaan vaksin, dan telah memulai program vaksinasi sejak Januari 2021,” jelas dr. Jane.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI telah menerbitkan Emergency Use Authorization (EUA), atau izin penggunaan darurat, untuk vaksin AstraZeneca pada 22 Februari 2021 lalu sehingga sudah aman digunakan di Indonesia. Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah mengeluarkan Emergency Use Listing (EUL) untuk vaksin dari AstraZeneca. 

“Pada prinsipnya, semua vaksin sama efektif. Semua produsen vaksin mengikuti aturan yang sama dan harus lulus uji WHO. Saat ini yang menjadi perhatian utama adalah keterbatasan stok vaksin dari produsennya,” ujar dr. Jane.

Menurut dr. Jane, hal yang perlu diperhatikan jangan sampai penyebaran vaksin tercampur. 
“Misalkan, dosis pertama diberikan Sinovac, lalu dosis kedua diberikan merk vaksin yang berbeda. Hal ini yang harus diperhatikan, jangan sampai terjadi. Jadi, ada kemungkinan vaksin AstraZeneca didistribusikan ke daerah tertentu yang belum dikirimkan vaksin Sinovac, sehingga tidak tercampur,” ujar beliau.

Suka Hangatkan Makanan Sisa Buka untuk Sahur? Hati-hati Bisa Sebabkan Masalah Serius Ini

Untuk proses penyimpanan, AstraZeneca membutuhkan penanganan yang sama dengan vaksin COVID-19 sebelumnya yang telah digunakan, yaitu dengan menggunakan kulkas dan dapat di simpan pada suhu 2-18 derajat celcius. 

“Cara menyuntiknya juga sama, intramuscular dengan sudut 90 derajat, sama persis. Para vaksinator sudah siap menggunakan vaksin ini, tidak perlu ada pelatihan khusus untuk AstraZeneca. Cukup dengan sosialisasi internal dikalangan vaksinator sebelum pelaksanaan vaksinasi,” jelas dr. Jane.

Kenali Manfaat dan Pentingnya Imunisasi Lengkap untuk Anak

Dokter Jane menjelaskan memang masih ada beberapa hambatan yang terjadi dilapangan sehingga menyebabkan lambatnya serapan program pelaksanaan vaksinasi yang sedang berlangsung. 

“Terutama terkait dengan pelaksanaan screening sebelum vaksinasi. Masih banyak masyarakat yang gagal di vaksinasi karena tidak lolos screening, sehingga penyerapan vaksinasi masih rendah.
Sementara kita berkejaran dengan waktu dimana virus masih terus menyebar, dan pandemi belum berakhir,” kata dr. Jane.
 
Dokter Jane optimis bahwa Indonesia bisa segera menyelesaikan program vaksinasi ini. 

Revolusi Vaksinasi: Etana Bakal Luncurkan Vaksin TBC Inhalasi Pertama di Dunia!

“Indonesia pernah punya pengalaman melakukan program vaksinasi campak untuk 60 juta anak Indonesia dalam waktu 1 bulan. Jadi kita mampu melaksanakan vaksinasi dengan cepat, selagi vaksinnya tersedia,” ucap beliau.

Di akhir pertemuan dr. Jane mengingatkan bahwa pada prinsipnya semua vaksin COVID-19 yang beredar di dunia sama. 

“Semuanya efektif membentuk antibodi terhadap virus, dan terbukti efektif juga dengan semua varian virus COVID-19. Jika memiliki penyakit penyerta, usahakan agar tetap terkontrol, agar saat di vaksinasi efektif antibodi terbentuk. Sayang vaksinnya di beli mahal jika tidak efektif karena tubuh kita sedang sakit,” tutup beliau.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya