ITAGI: Masyarakat Harus Percaya Pemerintah, Vaksin AstraZeneca Aman

Ilustrasi - Vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca.
Sumber :
  • ANTARA

VIVA – Vaksin AstraZeneca telah mulai didistribusikan dan digunakan dalam program vaksinasi COVID-19 nasional, setelah sebelumnya Badan POM sempat merekomendasikan penundaan sementara penggunaan vaksin ini. 

Kolesterol Hingga Diabetes Bermunculan Usai Lebaran? Dokter Ungkap Penyebab dan Cara Atasinya

AstraZeneca kembali boleh dipergunakan karena mempertimbangkan manfaat yang diberikan oleh vaksin ini jauh lebih besar dari risikonya.

Dr. dr. Kuntjoro Harimurti, Sp.PD-KGer, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan juga anggota Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) menyampaikan bahwa hasil penelitian terkait dengan vaksin COVID-19 AstraZeneca sejauh ini datanya cukup aman, hanya memang ditemukan beberapa kasus kejadian penggumpalan darah dan penurunan jumlah trombosit pasca diterima vaksin COVID-19 AstraZeneca di sejumlah negara Eropa. 

Suka Hangatkan Makanan Sisa Buka untuk Sahur? Hati-hati Bisa Sebabkan Masalah Serius Ini

“Namun, kalau lihat dari angkanya sebenarnya sangat kecil sekali hanya sekitar 7 kasus dari 20 jutaan vaksin AstraZeneca yang sudah disuntikkan,” ujar Dr. Kuntjoro.

Selain itu, Dr. Kuntjoro menegaskan bahwa hingga saat ini belum ditemukan hubungan yang pasti antara penyuntikan tersebut dengan kejadian pembekuan darah dan penurunan trombosit tersebut. 

3 Ramuan Herbal untuk Sembuhkan DBD, Bisa Dibuat di Rumah

“Dalam ilmu epidemiologi, kita mencari hubungan antara 2 hal. Dalam hal ini, satu halnya adalah penyuntikan vaksin AstraZeneca, yang kedua adalah kejadian efek samping tersebut. Sebenarnya kalau mau fair kita harus melihat berapa sebenarnya kejadian pembekuan darah dengan penurunan trombosit tersebut pada populasi yang tidak atau sudah divaksinasi AstraZeneca,” jelas beliau.

Dalam dunia kedokteran, khususnya bidang epidemiologi, yang dipertimbangkan adalah risk- benefit ratio dari sebuah kasus. 

“Jika manfaatnya lebih tinggi dibanding risikonya, maka kita tetap menganjurkan obat atau dalam hal ini vaksin tersebut. WHO juga merekomendasikan hal yang serupa,” ujar beliau.

Saat ini pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dan Badan POM telah kembali melanjutkan penggunaan vaksin AstraZeneca dalam program vaksinasi COVID-19 nasional, Dr. Kuntjoro berpendapat bahwa hal ini harus didukung oleh masyarakat.

“Masyarakat harusnya percaya kepada keputusan pemerintah menggunakan vaksin AstraZeneca karena hal itu sudah pasti melalui kajian yang mendalam dan sudah mempertimbangkan manfaat serta risikonya,” ungkap beliau.

Dr. Kuntjoro menyarankan bahwa pada program vaksinasi COVID-19 dari pemerintah, masyarakat tidak perlu memilih jenis vaksin yang akan mereka terima kerena ini tergantung dengan ketersediaan vaksin.

“Saya menyarankan untuk tidak menolak namun tetap waspada untuk memperhatikan kejadian ikutan pasca-imunisasinya sehingga kalaupun misalnya terjadi efek samping, bisa segera diatasi,” tegas beliau.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya