Sebelum Sekolah Dibuka Kembali, Ahli Kesehatan Anak Ingatkan Ini

Uji coba Sekolah Tatap Muka SMP Di Semarang.
Sumber :
  • tvOne/Teguh Joko Sutrisno

VIVA – Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dalam bidang Ilmu Kesehatan Anak Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, SpA (K), Msi mengatakan, ada beberapa persiapan sebelum membuka sekolah dibuka kembali atau tatap muka langsung.

Fakta-fakta Doni Monardo Pernah Jadi Ketua Satgas COVID-19

Syarat utama sekolah dibuka kembali adalah kasus baru terkonfirmasi COVID-19 dan kematian di wilayah tersebut harus turun terus menerus selama dua pekan atau lebih.

“Lebih baik jika tidak ada kasus baru. Kalau masih fluktuatif tunda dulu," ujar Prof. Soedjatmiko, Senin (3/5). Dia menambahkan, sebelum sekolah dibuka kembali, Komite Sekolah harus mengecek kesiapan para guru dan sarana di sekolah apakah sudah siap.

Update COVID-19 Nasional 10 Februari 2023: Sembuh Tambah 275, Positif 239 Orang

Antara lain, disinfektan meja kursi pintu dinding, banyak wastafel dengan air mengalir dan sabun, pengaturan tugas guru mengatur murid-murid ketika datang atau pulang tidak saling bermain.

Prof. Soedjatmiko mengingatkan, meski vaksinasi bisa melindungi guru namun jika terinfeksi COVID-19 dan kalau jumlah virusnya banyak masih bisa menularkan ke murid.

Update COVID-19 Nasional 6 Februari 2023: Kasus Positif Masih Bertambah 169 Pasien

"Kalau bisa semua guru PCR dulu, yang positif dikarantina. Guru dan murid yang demam, batuk, pilek, diare, berobat dulu, istirahat 3-5 hari," katanya.

Prof. Soedjatmiko juga mengatakan, persiapan lainnya sebelum sekolah dibuka kembali adalah ada pengaturan jumlah, jarak, dan posisi meja kursi agar anak tidak saling mendekat di dalam kelas.

Mungkin perlu juga pembatasan dengan tali antara kursi untuk kelas 1 dan 2 SD supaya anak tidak berjalan-jalan saling mendekat di dalam kelas. "Kalau sekolah belum siap, sebaiknya sekolah ditunda dulu," katanya.

Sementara itu, lanjutnya, ada beberapa hal juga yang harus disiapkan orang tua juga anak sebelum sekolah kembali dibuka atau pembelajaran langsunh tatap muka.

Yakni masker yang sesuai dengan ukuran wajah anak dalam jumlah cukup dan melatih anaknya membiasakan memakai masker terus menerus selama beberapa jam.

Orang tua juga harus melatih anaknya segera cuci tangan dengan benar ketika baru sampai sekolah, sebelum pulang dan sampai dirumah dan melatih anak jangan berdekatan dgn orang lain, di jalan dan di sekolah. "Kalau orangtua dan anak belum siap, tunda sekolah," tegas Prof. Soedjatmiko.

Terakhir, dia juga menyebut, pembukaan sekolah kembali harus dilakukan bertahap. Misal Mahasiswa dan SMA terlebih dahulu 1-2 pekan.

Kalau mereka patuh protokol kesehatan dan tidak terjadi klaster COVID-19 di Perguruan Tinggi dan SMA maka bisa dilanjut di tingkat SMP. Begitu seterusnya, kalau mereka patuh dan tidak terjadi klaster di SMP, lanjut SD kelas 4, 5, dan 6.

“Kalau mereka patuh dan tidak terjadi klaster di kelas lanjut di kelas 1, 2, dan kelas 3. Kalau tidak terjadi klaster bisa dilanjutkan buka PAUD, KB, dan TK. Karena peserta PAUD KB TK dan siswa kelas 1-2 mungkin paling sulit utk mematuhi protokol kesehatan," kata Prof. Soedjatmiko.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya