Ahli Virologi: Vaksinasi Efektif Turunkan Kasus Covid-19 di Indonesia

Presiden Joko Widodo berbicara dengan sejumlah guru saat meninjau vaksinasi massal di Gelanggang Olahraga Remaja, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, Riau, pada Rabu, 19 Mei 2021.
Sumber :
  • ANTARA

VIVA – Efektivitas vaksinasi di beberapa negara terbukti cukup berhasil mengendalikan pandemi COVID-19. Tentunya terkendalinya pandemi di beberapa negara ini sejalan dengan cakupan vaksinasi yang sudah cukup luas.

WHO: Imunisasi Global Menyelamatkan 154 Juta Jiwa Selama 50 Tahun Terakhir

“Di Inggris yang cakupan vaksinasinya di atas 50% dan Amerika di atas 40%, kasus COVID-19 sudah turun dengan angka yang luar biasa. Awal Januari 2021, kasus di Inggris hingga 70.000, sekarang hanya 2000-3000 kasus per hari,” terang Prof. Dr. drh. I Gusti Ngurah Kade Mahardika, Ahli Virologi.

“Berkaca pada vaksinasi bagi tenaga kesehatan di Indonesia yang cakupannya sudah mendekati 100% untuk dosis kedua, kasus COVID-19 telah jauh menurun dibandingkan dengan sebelum vaksinasi. Jadi pandemi akan segera kita bisa akhiri dengan vaksinasi tentunya dengan cakupan di atas 50% dari penduduk apalagi kalau mencapai lebih dari 70%,” terang Prof. Mahardika.

Kolesterol Hingga Diabetes Bermunculan Usai Lebaran? Dokter Ungkap Penyebab dan Cara Atasinya

Prof. Mahardika juga menyampaikan bahwa nantinya saat cakupan vaksinasi di Indonesia melebihi 50%, protokol 3M: Memakai Masker, Menjaga Jarak, dan Mencuci Tangan tidak boleh dilonggarkan.

“Karena memakai masker, misalnya, akan mencegah kita terhadap penyakit menular, tidak hanya COVID-19 tapi juga influenza dan penyakit-penyakit lainnya,” ujarnya.

5 Syarat Kucing Peliharaanmu Sudah Bisa Divaksin Biar Tetap Sehat

Hingga Rabu (2/6), vaksinasi Indonesia telah mencakup total 27,6 juta dosis, “Kita baru mencapai 6%. Meskipun masih 6%, barangkali kita bisa kumpulkan data guru-guru dan petugas publik yang sudah divaksinasi, apakah data kesakitan atau kematian mengalami penurunan. Kalau itu terjadi, maka begitu angka 50% tercapai, atau idealnya 70%, tercapai maka kita sudah bisa mengatakan pandemi sudah terkendali,” ujar Prof. Mahardika.

Prof. Mahardika juga mencontohkan bagaimana herd immunity terbentuk pada pandemi sebelumnya.

“Ada pandemi yang disebut Spanish Flu. Indonesia juga terdampak, tetapi pada waktu itu tidak ada vaksin. Yang terjadi adalah pandemi berlangsung tiga tahun dan berakhir dengan herd immunity. Jadi imunitas yang disebabkan oleh penularan virus itu sendiri,” ujarnya.

Pandemi besar lainnya yang menurut Prof. Mahardika juga berakhir dengan terciptanya herd immunity yaitu Flu H1N1 tahun 2009, “Tapi itu pandemi yang ringan (mild). Memang cepat sekali menular ke seluruh dunia, tetapi tidak menimbulkan gejala klinis yang berat dan kemudian juga selesai karena herd immunity alamiah,” ujarnya.

Herd immunity baik yang alami maupun yang buatan akan membuat pandemi COVID-19 ini lebih cepat terkendali. 

“Asumsinya tanpa vaksin itu 3 tahun, maka dengan vaksin dalam 1,5 tahun sudah berakhir. Sekali lagi saya berharap sekali vaksin itu akan menyebabkan kita keluar dari cekaman pandemi ini,” ujar Prof. Mahardika.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya