Ini Profil Vikram Sinha, Calon CEO Indosat Ooredoo Hutchison

Vikram Sinha, Calon CEO Indosat Ooredoo Hutchison.
Sumber :

VIVA – Indosat Ooredoo dan Tri Indonesia sepakat untuk merger, kedua perusahaan tesebut kini melebur menjadi satu dengan mengusung nama PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (Indosat Ooredoo Hutchison).

Indosat Tetap Tenang meski Ada Lonjakan

Kesepakatan merger tersebut sangat potensial bagi laju bisnis perusahan kedepan, dan kini mereka diproyeksi menjadi perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia dengan perkiraan pendapatan tahunan hingga US$3 miliar.

Disamping kabar merger tersebut juga tersirat kandidat CEO, yang dalam keterangan resminya menominasikan Vikram Sinha sebagai CEO Indosat Ooredoo Hutchison.

Indosat Siap Bantu Pemerintah Ciptakan 1 Juta Talenta Digital

Kabar tesebut tentu menjadi menarik untuk mengenal lebih dekat sosok Vikram Sinha. Sosok veteran bidang telekomunikasi ini, sebelum bergabung dengan Grup Ooredoo. Menghabiskan waktu sekitar 10 tahun bersama perusahaan telekomunikasi Bharti Airtel di India dan Afrika.

Setelah pindah ke Grup Ooredoo, ia menduduki Chief Executive Officer Ooredoo Maladewa (2017) dan kemudian pindah ke Myanmar (2018) dengan posisi yang sama. Setelah menjabat di pasar tersebut, ia dipindahkan ke Indonesia pada 2019 di mana ia menduduki kursi Direktur & Chief Operating Officer Indosat Ooredoo.

Respons Gibran Soal Indosat dan Nvidia Akan Bangun Pusat Pengembangan Kecerdasan Buatan di Solo

Vikram menilai Indosat Ooredoo merupakan brand yang sangat kuat di Indonesia, kemudian jagoan telekomunikasi yang merupakan jebolan Bangalore University India ini menilai setelah dipercayai untuk menjabat di Tanah Air ada titik persoalan yang dimana, menurutnya ada kesalahan strategi yang berimplikasi pada Indosat Ooredoo kehilangan 25% dari nilainya pada 2018.

Kendati sulit, faktanya Vikram yang ditugaskan untuk membalikkan keadaan dengan memasang beberapa strategi penting, pertama menginvestasikan hampir US$2 miliar ke dalam jangkauan jaringan, terutama pada 4G. Kedua ialah mendorong Indosat Ooredoo menjadi merek paling tepercaya di pasar.

Dan yang tidak kalah penting ialah bagaimana kepercayaan Vikram terhadap perusahaanna, yang dimana menurutnya Indosat Ooredoo sangat kuat di Indonesia, berikut warisan yang ada di dalamnya. Dismping memang tak dipungkiri Indosat Ooredoo memang sudah berdiri selama 54 tahun di Tanah Air.

Dan berdasarkan catatan pula, di selama dua tahun berturut-turut sepanjang 2019 dan 2020, dan penghasilan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA Indosat Ooredoo tumbuh lebih cepat.

Kini jika dilihat dari sisi kinerja Indosat Ooredoo selama pandemi melaporkan telah berhasil membukukan pendapatan senilai Rp14,98 triliun pada kuartal II/2021, naik 11,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dengan kepemilikan pelanggan sekitar 60 juta.

Tantangan Indosat Ooredoo pasca merger tentu merupakan babak baru, dan tangan dingin Vikram yang masuk sebagai nominasi CEO Indosat Ooredoo Hutchison kembali dinanti tajinya, khususnya di era 5G Indonesia.

Mengingat Indosat Ooredoo Hutchison dibawah kepemimpinannya memiliki sumberdaya yang kuat. Yang melalui merger ini menciptakan penguasaan frekuensi yang besar, Indosat Ooredoo menggunakan frekuensi sebesar 47,5 MHz yang tersebar di 850 (2,5 MHz), 900 (10 MHz), 1800 (20 MHz) dan 2100 MHz (15 MHz).

Sedangkan Tri Indonesia memiliki frekuensi sebesar 25 MHz yang tersebar di 1800 (10 MHz) dan 2100 MHz (15MHz). Maka jika sumber frekuensi ini tetap dikelola, maka frekuensi gabungan kedua yang dikantongi menjadi 72,5 MHz.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya