Membeli Cryptocurrency untuk Pemula, Ini Tipsnya

Ilustrasi aset kripto atau cryptocurrency assets.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Peminat cryptocurrency di Indonesia semakin banyak setiap harinya. Penyebabnya, karena investasi di cryptocurrency dianggap memiliki imbal hasil (return) yang lebih tinggi daripada investasi di pasar saham.

Kinclong Sepanjang Hari, Nilai Transaksi Perdagangan Saham BUMI Capai Rp 412 miliar

Namun sebagaimana prinsip investasi yakni high risk high return, investasi pada cryptocurrency juga memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi daripada saham. Salah satunya sebab banyak negara di dunia, termasuk Indonesia, yang sejauh ini masih belum menjadikan cryptocurrency sebagai alat pembayaran dan nilai tukar yang sah sehingga cryptocurrency cenderung tidak memiliki underlying assets.

Oleh karena itu, pembelian cryptocurrency harus dilakukan dengan hati-hati. Jika Anda ingin tetap mendapatkan keuntungan di pasar saham tanpa harus berpindah ke cryptocurrency, Anda bisa membeli saham S&P500 di Pluang. Akan tetapi, jika Anda masih ingin membeli aset jenis ini, maka berikut ini beberapa tips untuk Anda.

Berencana Kuasi Reorganisasi, BUMI Bakal Gelar RUPST dan RUPSLB

1. Beli Aset Sesuai Dengan Kemampuan Anda
Sama seperti halnya berinvestasi di pasar saham, Anda tidak dianjurkan untuk berinvestasi menggunakan uang pinjaman atau uang yang seharusnya Anda gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sebab, volatilitas harga cryptocurrency bahkan lebih tajam daripada saham. Sebut saja harga Bitcoin saat ini sudah mencapai 683.030.853 per unit. Padahal, beberapa minggu yang lalu harga aset ini mencapai 749.476.757.

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Final Rp 165 Per Saham

Saat ini sudah banyak aset crypto yang harganya jauh lebih rendah daripada Bitcoin. Akan tetapi, volatilitas harga aset crypto tersebut setiap harinya juga tidak kalah tajam dengan mata uang kripto pertama tersebut. Hanya saja, karena harganya jauh lebih rendah, penurunan tersebut tidak tampak besar.

Maka dari itu, Anda lebih baik menggunakan uang dingin alih-alih uang panas seperti uang hasil pinjaman atau uang untuk kebutuhan sehari hari untuk membeli cryptocurrency. Tujuannya adalah agar penurunan atau kenaikan harga cryptocurrency tidak mempengaruhi kehidupan Anda secara langsung.

2. Pilih Aset Yang Tepat
Selain berkaitan dengan kemampuan keuangan Anda untuk membeli, pemilihan aset yang tepat juga berkaitan dengan ‘merek’ aset itu sendiri. Dalam hal ini, tidak semua cryptocurrency dikembangkan oleh pengembang yang kredibel dan algoritma komputer yang canggih.

Banyak cryptocurrency yang dibangun oleh perusahaan pengembang yang masih terus berbenah dalam hal teknologi. Hal ini sebenarnya wajar sebab bahkan Bitcoin selaku cryptocurrency pertama di dunia hingga kini juga masih terus memperbaiki teknologi yang membangunnya.

Hanya saja, jika Anda memilih aset cryptocurrency dengan kurang hati-hati dari pengembang yang masih amatir, dikhawatirkan aset Anda akan lenyap akibat diretas (hacking). Untuk menghindari hal ini, pastikan Anda membeli aset dari pengembang yang kredibilitasnya terjamin.

3. Riset dan Riset
Baik investasi di pasar saham atau di cryptocurrency, riset adalah salah satu hal yang mau tidak mau harus Anda lakukan. Tujuannya tentu saja agar investasi Anda menguntungkan.

Memang saat ini sudah banyak robot trading atau mekanisme copy trading yang bisa Anda manfaatkan untuk meningkatkan keuntungan trading cryptocurrency. Akan tetapi, baik robot trading atau mekanisme copy trading juga masih membutuhkan berbagai analisis dan bahasa pemrograman penting.

4. Memilih Platform Trading Terbaik
Anda bisa membeli cryptocurrency di aplikasi trading atau langsung di bursa cryptocurrency. Bedanya adalah di aplikasi trading seringkali Anda tidak hanya bisa memperdagangkan cryptocurrency saja tetapi juga aset berjangka komoditi lainnya seperti logam mulia, indeks saham (CFD) dan minyak.

Hal yang pertama kali harus Anda periksa dari masing-masing platform adalah legalitas platform tersebut. Apabila platform tersebut beroperasi di Indonesia, pastikan dia memiliki legalitas dari BAPPEBTI. Jika legalitas dari BAPPEBTI susah diperoleh, setidaknya aplikasi trading tersebut telah legal menurut 2 lembaga pengawas keuangan internasional nomor 1 yaitu FCA (Inggris) dan ASIC (Australia).

Selain itu, pastikan platform yang Anda pilih memiliki tingkat keamanan data yang tinggi. Tentu Anda juga masih ingat, bulan Agustus 2021 lalu, terdapat hacker yang berhasil meretas cryptocurrency senilai 600 juta USD dari salah satu platform yang kurang aman bukan?

Hal ini berkaitan dengan keamanan data dan keuangan Anda. Sebab, apabila tanpa payung hukum yang jelas, tidak menutup kemungkinan dana Anda akan tercampur dengan dana operasi perusahaan sehingga apabila perusahaan mengalami kebangkrutan, dana Anda juga akan ikut lenyap.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya