Akademisi Beri Nilai Kinerja Mensos Risma Skor 8,5

Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Trunojoyo Madura Surokim Abdusalam.
Sumber :

VIVA – Memasuki satu tahun jabatan sebagai Menteri Sosial, Tri Rismaharini mendapat apresiasi dari berbagai pihak. Mereka menilai, kinerja Mensos sangat memuaskan sejalan dengan berbagai terobosan dan inovasi yang telah dilakukan.

Mensos Risma Berikan Pesan ke Konten Kreator: Tidak Usah Takut untuk Melangkah!

Apresiasi tidak hanya datang dari politisi, tokoh masyarakat, namun juga dari kalangan kampus. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya Universitas Trunojoyo Madura Surokim Abdusalam menilai, kinerja Menteri Sosial Tri Rismaharini sangat memuaskan.

“Kalau dibandingkan dengan kinerja jajaran kabinet sekarang, saya kira Bu Risma layak dapat nilai 8,5,” kata Surokim, di Madura (01/11). Bukan tanpa alasan penilaian tersebut diberikan Surokim. Ia melihat, dalam waktu sekitar satu tahun ini, kebijakan yang digulirkan Risma menyentuh area strategis.

Mensos Risma Ungkap Anggaran Kemensos 2024 Turun, Ini Penyebabnya

Menurut Surokim, tugas Kemensos dalam bidang perlindungan sosial di masa pandemi tidaklah mudah. Perlu kecepatan untuk menyalurkan bantuan sosial, sementara akurasi data penerima bantuan masih belum optimal.

“Oleh karena itu, upaya keras Mensos Risma memperbaiki data kemiskinan dinilai Rohim – panggilan akrab Surokim, bukan hanya on the track, namun juga progresif,” katanya. Menurut dia, perbaikan data kemiskinan bukan perkara mudah.

Otto Hasibuan soal MK Panggil 4 Menteri Jokowi: Kami Fine-fine Saja

Selain karena dilakukan dalam suasana pandemi, perbaikan data juga mencakup keluarga miskin yang tinggal di seluruh pelosok negeri dengan bentang geografis yang luas dan penuh tantangan alam.

Kerumitan makin bertambah karena selain jumlah data yang besar, juga mensyaratkan keterlibatan instansi lain, dalam hal ini pemerintah daerah yang notabene bukan di bawah kewenangan Kemensos.

“Maka memang peningkatkan kualitas data akan sulit dicapai bila dilakukan hanya dengan pendekatan administratif. Nah, Mensos memecahkan kerumitan ini dengan memperkuat dukungan teknologi,” kata Rohim.

Di lain pihak, masalah penyaluran bansos juga tidak kalah rumit. Anggaran negara yang sudah berada di perbankan ternyata tidak bisa begitu saja disalurkan kepada penerima bantuan dengan berbagai alasan. Dengan berbagai alasan, angka penerima bansos yang belum menerima bantuan bisa ratusan sampai ribuan di beberapa daerah.

Direktur Lembaga Surabaya Survey Centre (SCC) tersebut bisa memahami, kerisauan Mensos mendapati kenyataan ini pada saat berkunjung di daerah dan menyaksikan adanya masalah dalam penyaluran bansos.

“Ini harus dipahami dari karakter pemimpin yang mengayomi dan memihak kepada kepentingan masyarakat miskin di masa pandemi,” katanya.

Sejalan dengan pernyataan Rohim, Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto juga merasakan kerja keras Mensos dalam mengatasi dampak pandemi. Yandri menyaksikan, dalam kunjungan ke daerah, Mensos hampir selalu menyempatkan diri memastikan bantuan segera tersalurkan kepada penerima manfaat.

Hal ini terlihat dari kegiatan pemadanan data yang dilakukan Mensos dengan melibatkan sejumlah stakeholder. Dengan gaya kepemimpinannya, Mensos tidak segan menunjukkan sikap tegas. Yandri tidak mempersoalkan terkait gaya kepemimpinan Mensos.

“Kalau saya nyaman-nyaman saja. Apa yang dikerjakan Bu Risma semata-mata untuk perbaikan data. Kita tahu data adalah masalah krusial. Bu Risma sedang bekerja keras memperbaiki data, agar puluhan juta orang miskin mendapat bantuan,” kata Yandri dalam program perbincangan di stasiun televisi beberapa waktu lalu.

Di lain pihak, Yandri malah melihat pembenahan justru harus dilakukan pada stakeholder. Yandri melihat sejumlah daerah sudah dikunjungi Mensos dan didapati datanya bermasalah, sehingga Mensos menunjukkan reaksinya.

“Saya pastikan bilamana semua data itu baik enggak mungkin Bu Risma marah,” kata anggota Fraksi PAN ini.

Yandri memberi perhatian pada program Mensos yakni santunan kepada anak yatim terdampak pandemi. Ia meminta  stakeholder yakni pemerintah daerah sampai ke tingkat RT/RW, dan para pendamping jangan main-main dengan data.

“Di tingkat bawah itu, ayo perbaiki data. Jangan main-main. Saya rasa kalau ini dilakukan, akan baik-baik saja kok,” katanya. Yandri mengapresiasi, sikap responsif Mensos tidak hanya dapat diihat dari respon cepat dalam setiap penanganan kasus. 

Namun dalam koordinasi dengan legislator dalam forum whatsapp grup, Mensos juga dinilai cepat merespon. “Kami di Komisi VIII ini kan ada grup dengan Bu Risma. Kalau ada WA sampai jam 2 malam, masih direspon lho sama Bu Risma,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya