Kementan Dorong Pengembangan Industri Alsintan

Ngobrol Asyik (Ngobras) volume 44, yang digelar di AOR BPPSDMP
Sumber :
  • Kementan

VIVA – Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mendorong agar pengembangan industri Alat Mesin Pertanian (Alsintan) dalam negeri tidak boleh biasa-biasa saja, tapi harus serius dengan kerja keras.

Jokowi Semringah Resmikan Balai Terbesar se-Asia Tenggara di Depok

Karena itu, salah satu upaya nyata yang segera dilakukan adalah Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) alsintan buatan dalam negeri tidak boleh terus berada di posisi 42 persen, tapi harus di atas 50 persen.

SYL menambahkan bahwa mekanisasi pertanian telah terbukti menjadikan sektor pertanian tangguh pada kondisi pandemi Covid-19. Dua tahun pandemi, Kementerian Pertanian (Kementan) terus menopang ketersediaan pangan sekaligus kesejahteraan petani, sehingga menjadi penopang pertumbuhan ekonomi nasional.

SYL Sudah Siap Dipenjara Usai Terjerat Kasus Korupsi di Kementan: Berapapun Hukumannya

"Percepatan ketersedian pangan ini karena dukungan alsintan. Patut kita berikan apresiasi yang besar terhadap produk-produk lokal ini yabg turut berkontribusi dalam pembangunan pertanian," tegasnya.

Senada dengan hal tersebut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan, di era industri 4.0 para petani milenial diajak mengembangkan teknologi Bio Science yang berkembang pesat.

Terbongkar! SYL dan Istri Beli Dua Tas Mewah Dior Senilai Rp 105 Juta Pakai Uang Kementan

"Artinya, produktivitas harus digenjot guna memenuhi permintaan kebutuhan pasar. Maka dari itu, Bio Science dan Bio Technology harus kita galakkan terkhusus para petani milenial," ujar Dedi.

"Maksimalkan penggunaan alsintan dan mentransformasi alat alat kuno ke alat alat yang lebih modern bisa membantu menggenjot produktivitas pertanian indonesia, menghemat tenaga, waktu dan lebih efisien dalam pemanfaatan lahan," tambahnya.

Dedi berharap dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, seperti IoT, Kementan harap para petani milenial mampu beradaptasi dan melakukan pengembangan yang berkaitan dengan dunia pertanian, untuk meningkatkan kualitas produk pertanian.

Penyuluh Pertanian BPP BP Bangsa Raja, Kabupaten OKU Timur, Sumsel, M. Dahyar Adi Guna mengatakan, saat ini teknologi petanian semakin maju dan tidak mungkin untuk ditolak, saat ini masa transisi menuju ke pertanian modern.

Hal itu dia sampaikan pada acara Ngobrol Asyik (Ngobras) volume 44 bertemakan Peningkatan Kompentensi Petani dalam Pemanfaatan Sarana Pasca Panen Pertanian, yang digelar di AOR BPPSDMP, Selasa (25/10).

"Petani kita harus lebih maju dan modern, sedangkan penyuluh pertanian adalah ujung tombak kemajuan Petani Indonesia," kata Dahyar Adi Guna pada kegiatan yang juga tayang di YouTube BPPSDMP.

Lebih lanjut, ia mengatakan,permasalahan yang ada dalam menerapkan alat mesin pertanian diantaranya petani masih enggan berganti teknologi dan merasa bahwa belum memerlukan teknologi yang baru, petani belum memahami dengan benar cara kerja alat Alsintan, penyuluh pertanian belum maksimal dalam memahami cara kerja Alsintan dan juga harga Alsintan yang Mahal.

Adapun beberapa solusi untuk memecahkan permasalahan yang ada diantaranya dengan memaksimalkan fungsi kelembagaan UPJA, bekerja sama dengan pihak-pihak produsen Alsintan untuk mengadakan pelatihan, memaksimalkan pendampingan kepada petani minimal dalam pengelolaan Alsintan serta TAXI Alsintan dengan akses  KUR Alsintan.

"Dukungan pemerintah dilakukan dengan bantuan puluhan bahkan ratusan unit alat mesin pertanian pasca panen padi yang di serahkan oleh Kementerian Pertanian kepada para petani padi," imbuh M. Dahyar Adi Guna.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya