Maroko Jadi Penghubung Pasar Afrika-Eropa, Indonesia Dinilai Perlu Tingkatkan Kerja Sama

Anggota BKSAP DPR RI Syahrul Aidi Ma'azat saat foto bersama
Sumber :
  • DPR RI

VIVA – Anggota Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Syahrul Aidi Ma'azat memimpin dialog antara delegasi ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) dengan delegasi Parlemen Maroko selaku negara observer Sidang Umum ke-44 AIPA, Selasa (7/8/2023). Dijelaskan Syahrul Aidi, dalam pertemuan yang berlangsung kurang lebih dua jam itu, Parlemen Maroko menyatakan membukan diri untuk membangun kerja sama berkelanjutan dengan negara ASEAN. 

Kejagung Periksa Staf Perusahaan Harvey Moeis soal Kasus Korupsi Timah

“Tidak hanya membangun hubungan bilateral antar ASEAN, AIPA 44th jug membuka ruang untuk peningkatan kerjasama antara parlemen ASEAN dengan negara observer,” jelasnya. 

Indonesia yang telah menjalin hubungan diplomatik sejak 1960, lanjut Legislator F-PKS itu menjelaskan saat ini tengah memperluas kerjasamnya di sektor Energi dan sumber daya mineral (ESDM). “Banyak kerja sama yang bisa kita lakukan dengan Maroko. Salah satunya di bidang ESDM. Karena sebagaimana diketahui Maroko terkenal sebagai penghasil fosfat terbesar,” katanya. 

DPR Sebut Penerimaan Negara dari Bea Cukai Tiap Tahun Capai Target

Selain penghasil fosfat terbesar, posisi negara Maroko yang strategis sebagai pintu masih Afrika-Eropa perlu dimanfaatkan negara ASEAN dalam pentingkatkan kerjasama antar kawasan. Apalagi, konsep pemerintahan Maroko yang masih menganut sistem kerajaan menjamin stabilitas dalam kerja sama antar negara. 

“Mereka juga menyampaikan prinsip hubungan luar negeri. Dimana posisi Maroko yang tidak berpihak dalam perang antara ukraina dan rusia. Bahkan, saat Palestin dan Israel berseteru, Maroko mencoba mendudukan kedua negara itu. Karena pemerintahan mereka adalah kerajaan, mereka memegang teguh stabilitas, keamanan dan kemakmuran negara,” katanya.

Oposisi Diperlukan agar Ada yang Mengingatkan kalau Ada Penyimpangan, Menurut Pakar BRIN

Hal itu, lanjut Syahrul Aidi sejalan dengab komitmen Asean yang menciptakan lingkungan kondusif dengan saling menghormati visi dan misi masing-masing. “Kami sampaikan apresiais kepada Maroko dan semua delegasi yang telah berkontribusi dalam dan kerja sama yang dijalankan selama ini,” tutupnya.

Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Dede Yusuf

Soroti Kenaikan Uang Kuliah Makin Mahal, DPR: Lonjakan Terlalu Besar, Harusnya Bertahap

DPR menyindir kenaikan uang kuliah tunggal (UKT) yang signifikan 50-100 persen mestinya tak boleh terjadi secara mendadak. Kata DPR, kenaikan harusnya secara bertahap. 

img_title
VIVA.co.id
9 Mei 2024